Liputan6.com, Sydney Perusahaan pengolahan tembakau dan rokok Amerika Serikat (AS), Philip Morris International Inc. mengumumkan akan menutup produksi rokoknya di Australia pada 2014. Tindakan perusahaan pemilik merek Marlboro itu dipicu adanya peraturan pemerintah Australia mengenai pembatasan ekspor rokok.
Seperti dikutip dari The Australian, Rabu (2/4/2014), sekitar 180 karyawan yang mencari nafkah di pabrik tersebut terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akhir tahun ini. Manajemen perusahaan mengatakan produksi rokoknya itu akan dipindahkan ke Korea Selatan.
Philip Morris International akan menutup pabrik Moorabbin yang telah beroperasi selama hampir 60 tahun di Australia. Perusahaan mengaku yakin dapat mengekpor rokok lebih banyak dari Australia tapi realisasi produksi dan volume ekspornya ternyata mengecewakan.
"Ini merupakan keputusan yang sulit, berita sangat buruk bagi seluruh karyawan kami," ungkap Direktur Pelaksana Regional Phillip Morris, John Gledhill.
Dia menjelaskan, Philip Morris memiliki sejarah yang membanggakan selama hampir 60 tahun beroperasi di Australia. Para karyawan di pabrik tersebut telah menjadi bagian berarti dari petualangannya.
"Dengan adanya potensi pembatasan ekspor rokok dari pemerintah Australia, pabrik Moorabin hanya mampu beroperasi kurang dari setengah total kapasitasnya," ungkap Gledhill.
Dia menjelaskan, meskipun penutupan pabrik tersebut masih memerlukan kajian penggunaan lebih lanjut, tapi sebanyak 550 karyawannya masih akan dipekerjakan di Melbourne.
"Meskipun ada peraturan mengenai kemasan polos dan berlanjutnya perdagangan gelap, tapi volume penjualan perusahaan masih terhitung stabil pada 2013," tutur Gledhill.
Pabrik Rokok Marlboro Bakal Tutup di Australia
Philip Morris International Inc, perusahaan pengolahan tembakau dan rokok AS akan menutup produksi rokoknya di Australia pada 2014.
Advertisement