Sukses

GlaxoSmithKline Jual 2 Pabrik di Indonesia

Perusahaan farmasi global GlaxoSmithKline menjual pabrik manufaktur obat-obatannya di Indonesia untuk mengakuisisi saham unit kesehatan.

Liputan6.com, London Perusahaan farmasi dan layanan kesehatan global GlaxoSmithKline (GSK) asal Inggris menyatakan sangat berkomitmen melakukan penjualan layanan kesehatan di Indonesia. Uniknya, GSK justru menjual pabrik manufaktur obat-obatannya di Tanah Air demi membuktikan komitmen tersebut.

Seperti dilansir dari Fierce Pharma Manufacturing, Rabu (2/4/2014) produsen obat yang berbasis di Inggris itu mengumumkan telah membayar sekitar 24,6 juta pound sterling atau Rp 462,2 miliar ( dengan memakai asumsi kurs: 18.791/pound sterling) untuk mengakuisisi 30% saham salah satu unit kesehatan, Sarasvati Venture Capital.

Namun untuk memperoleh dana pembelian tersebut, GSK justru harus merelakan pabrik obat tetes matanya, Insto dan sebuah pabrik di Bogor. Dua pabrik tersebut dijualnya seharga 7 juta pound sterling atau Rp 131,5 miliar.

Pabrik obat tetes mata tersebut telah dijual pada Pharma Heathcare dan akan mulai dioperasikan pada tahun depan. Manajemen GSK mengungkapkan, merek obat tetes mata Insto hanya dijual di Indonesia.

Ke depannya, Insto dengan formulasi yang sama akan disebarkan ke beberapa negara berkembang dengan merek baru, Eye Mo.

Manajemen GSK mengatakan, perusahaan tersebut memiliki sekitar 50 buruh di pabrik Insto. Sementara hingga saat ini, belum ada catatan khusus mengenai seberapa besar pengaruh penjualan pabrik tersebut pada penjualan obatnya.

GSK memang sangat berkomitmen untuk mengepakkan sayap bisnisnya di negara-negara berkembang. Bahkan pihaknya mengumumkan akan menggulirkan dana sebesar US$ 166,5 juta untuk membangun 5 pabrik baru di Afrika.

Sementara itu, pabrik farmasi Indonesia diprediksi akan meningkat hingga 100% pada 2018 seiring dengan gerakan pemerintah menerapkan BPJS. Bahkan perusahaan obat lain seperti Pfizer ikut mengembangkan bisnis di Tanah Air.

Video Terkini