Sukses

Pertamina Tolak Bayar Uang Muka untuk Pengadaan RFID

Manajemen PT Pertamina tetap menjalankan proyek pengendalian konsumsi BBM melalui pemasangan RFID sesuai kontrak dengan PT INTI.

Liputan6.com, Jakarta Program pengendalian konsumsi BBM melalui pemasangan radio frequency identification (RFID) yang digadang-gadang menjadi cara ampuh untuk membatasi penggunaan BBM bersubsidi bagi kendaraan bermotor hingga kini belum lagi terdengar perkembangannya.

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) yang memenangkan tender pengerjaan proyek ini dikabarkan mengalami kesulitan pengadaan alat karena nilai tukar rupiah yang kini belum membaik. Hal itu memberatkan importasi alat-alat RFID ini.

Menanggapi hal tersebut, VP Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir mengatakan, pihaknya tetap akan menjalankan proyek ini sesuai dengan kontrak dengan PT INTI. Kontrak itu Pertamina akan membayar biaya sistem per liter BBM bersubsidi.

"Prinsipnya itu kontrak sistem. Pertamina akan membayar setiap liter BBM bersubsidi yang melewati sistem INTI. INTI kan yang menyiapkan sistem," ujar Ali di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

Ali juga menegaskan, Pertamina tidak akan memberikan uang muka kepada PT INTI untuk membantu kelancaran pengadaan RFID dan Pertamina akan membayarnya kalau sistemnya memang sudah berjalan.

"Kalau sudah berjalan, ya, Pertamina akan membayar. Kalau mau saklek seperti di kontrak, sistemnya harus jalan dulu," kata Ali

Menurut Ali, jika Pertamina membayar uang muka hal itu berarti Pertamina tidak menjalankan isi kontrak dengan PT INTI. "Kami akan menjalani secara legal formal," tandasnya.