Liputan6.com, Jakarta Meskipun larangan ekspor bahan mineral mentah cukup memberikan efek terhadap kinerja ekspor, namun target ekspor Indonesia tahun ini yang  sebesar US$ 190 miliar diyakini tetap bisa tercapai.
"Target kita kan mencapai US$ 190 miliar. Dengan angka ini kita melihat bahwa struktur perdagangan Indonesia jauh lebih baik dibanding kan prediksi pengamat baik dari dalam dan luar negeri," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Menurut dia, meskipun ekspor pada periode Januari-Februari menunjukan pelemahan dibanding tahun lalu karena terjadi penurunan pada salah satu komponen ekspor yaitu bahan mineral mentah atau ore namun ekspor Indonesia dalam bentuk barang jadi dinilai akan terus bergerak positif hingga akhir tahun.
"Memang dalam proses transformasi menuju pengekspor barang jadi, terjadi pelemahan year on year sebesar 5%, tetapi ini suatu komitmen kita tidak mau jualan barang mentah, dan ini strukturnya jauh lebih baik, ini tren positif pada tahun ini. Dan mendatang, Indonesia pengekspor barang jadi," tutur dia.
Lebih lanjut Lutfi memaparkan, kinerja ekspor non-migas memberikan kontribusi yang besar terhadap surplus neraca perdagangan Februari 2013 yang sebesar US$ 785,3 juta.
Indikasi yang menunjukan kontribusi tersebut adalah surplus perdagangan non-migas selama Februari tahun ini sebesar US$ 1.582,7 juta atau meningkat 161,6% dari bulan sebelumnya dan 103,5% dari bulan yang sama pada 2013.
"Neraca perdagangan non-migas tersebut merupakan hasil yang membanggakan di tengah adanya kekhawatiran perlambatan ekonomi China. GDP RRT pada 2013 tumbuh 7,7% atau melambat dibandingkan 2012 yang tumbuh 7,8%. Sementara pada kuartal I 2014, GDP China diperkirakan hanya tumbuh 7,5%," jelasnya.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke China selama Januari-Februari 2014 meningkat 3,2% dan ekspor ke negara non-tradisional naik signifikan terutama ke Afrika Selatan 165,1%, Uni Emirat Arab 80%, Nigeria 74,4% dan Bangladesh 23,8%.
Lutfi juga menjelaskan, indikasi lain membaiknya kinerja ekspor Januari-Februari 2014 adalah kenaikan ekspor tertinggi yang dicapai oleh produk manufaktur terutama yang bernilai tambah tinggi seperti perhiasan permata yang naik 106,2% dibanding tahun lalu, benda-benda dari besi dan baja naik 21,7%, berbagai produk kimia naik 18,1%, mesin-mesin pesawat mekani naik 14% serta kertas koran naik 6,4%.