Sukses

Lutfi Berambisi RI Dapat Jadi Negara Pengekspor Coklat Olahan

Kementerian Perdagangan akan merevisi bea masuk biji kakao impor dari 5% menjadi 0% untuk biji kakao penunjang industri.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menginginkan Indonesia tidak lagi menjadi negara ketiga terbesar pengekspor biji coklat. Indonesia diharapkan dapat menjadi negara pengekspor coklat setengah jadi atau olahan.

"Kita tidak mau lagi jadi negara pengekspor biji kakao nomor 3 terbesar di dunia, tapi kita ingin jadi pengekspor kakao setengah jadi agar ada nilai tambah ke industri, supaya proses nilai tambah ini terjadi di dalam negeri," ujar Lutfi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

Selama ini, Indonesia memiliki kapasitas terpasang pengolahan biji kakao sebesar 600 ribu ton, namun produk biji kakao dalam negeri yang layak untuk industri hanya sekitar 400 ribu ton, belum lagi sebagian diekspor.

Untuk mengatasi kekurangan ini, Lutfi berencana untuk merevisi bea masuk biji kakao impor dari 5% menjadi 0% agar impor biji kakao ini menjadi lebih kompetitif.

"Minggu depan saya ingin bertemu dengan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) untuk finalasasi semua formatnya. Jadi mudah-mudah pada awal minggu depan sudah ada bentuk formatnya," lanjutnya.

Namun Lutfi menegaskan rencana perubahan bea masuk ini hanya diperuntukkan bagi biji kakao penunjang industri.

"Ini agar kapasitas pengolahan nasional ini bisa dimaksimalkan, agar Indonesia menjadi negara eksportir industri kakao baik setengah jadi maupun barang jadi dengan memperbaiki struktur bea masuk atau besaran tarifnya diturunkan," tandasnya.

Video Terkini