Liputan6.com, Jakarta Serbuan mainan impor dari luar negeri cukup meresahkan masyarakat Indonesia. Pasalnya, banyak dari mainan tersebut tak mengantongi label Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga sangat membahayakan bagi kesehatan.
Melihat kondisi ini, Kementerian Perdagangan memberlakukan kebijakan baru terkait SNI pada mainan anak. Artinya seluruh mainan yang beredar di pasar Indonesia baik produksi dalam maupun luar negeri harus mencantumkan SNI.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, Jumat (4/4/2014), Indonesia mengimpor berbagai jenis mainan anak, salah satunya adalah kategori sepeda roda tiga dan skuter.
Dari data menunjukkan nilai impor mainan anak jenis tersebut tercatat sebesar US$ 2,44 juta sepanjang Januari-Februari 2014. Berat mainan mencapai 750,62 ribu kilogram (kg).
Khusus pada Januari dan Februari ini, nilai impor sepeda roda tiga dan skuter masing-masing sebesar US$ 427,56 ribu serta US$ 929,08 ribu. Sementara realisasi nilai impor mainan tersebut menembus US$ 13,83 juta di 2013.
Masih dari data BPS, negara pemasok mainan sepeda roda tiga dan skuter di dua bulan pertama ini, antara lain berasal dari China dengan nilai impor paling besar US$ 2,41 juta dengan berat 744,61 ribu kg.
Di Januari 2014, impor mainan sepeda roda tiga dan skuter asal China senilai US$ 1,50 juta dan menurun menjadi US$ 902,74 ribu pada Februari ini. Sementara di akhir tahun lalu, impor tersebut menyentuh angka US$ 13,53 juta.
Pengimpor lainnya, adalah Taiwan dengan nilai impor sebesar US$ 15,61 ribu dan berat 2,07 ribu kg di periode dua bulan pertama ini. Lalu disusul Amerika Serikat yang memasok mainan sepeda roda tiga dan skuter sebesar US$ 9,18 ribu, Singapura sebesar US$ 3,96 ribu dan Jerman dengan nilai lebih kecil hanya US$ 268
China Jadi Pemasok Mainan Sepeda Roda Tiga Terbesar ke RI
China mengimpor mainan sepeda roda tiga dan skuter senilai US$ 2,41 juta dengan berat 744,61 ribu kg sepanjang Februari 2014.
Advertisement