Liputan6.com, Jakarta Hasil survei Lembaga Sabang Merauke Institute menunjukkan kaum buruh saat ini lebih memilih calon presiden yang dekat dengan rakyat. Berbeda dengan dulu yang lebih menyukai presiden dari kalangan militer.
"Kami melihat calon pemilih dari kalangan buruh ini memunculkan gaya baru, dimana jika kalau masyarakat ingin pemimpin yang gagah, sekarang lebih cenderung yang merakyat," ujar Direktur Eksekutif Sabang Merauke Institute Perdana Wahyu Santosa saat konferensi pers di Restoran Mbok Berek, Jakarta Selatan, Jumat (4/4/2014).
Dari hasil survei yang dilakukan oleh lembaga ini, capres yang merakyat menjadi pilihan utama kalangan buruh dengan persentase sebesar 29%. Diikuti dengan capres yang tegas sebesar 24%, memiliki kinerja yang baik 11%, jujur 8% dan punya kepemimpinan yang kuat sebesar 4%.
"Bila pada rezim yang terdahulu masyarakat lebih cenderung memilih capres yang 'terzalimi', sekarang mereka lebih suka dengan yang suka blusuk. Masyarakat pada negara demokrasi seperti kita ini memang mudah mengalami transisi, sehingga pilihannya juga mudah berubah," lanjutnya.
Sementara itu, dari hasil riset yang dilakukan lembaga ini juga menunjukan bahwa dukungan yang diberikan oleh sebuah serikat buruh tidak mempengaruhi masa buruh yang ada didalamnya. Hal ini karena buruh lebih cenderung mempunyai kriteria masing-masing dalam menentukan pilihannya.
"Dukungan serikat buruh ini cenderung tidak diperdulikan oleh buruh. Ini karena buruh tidak merasa happy dengan serikat buruhnya sendiri. Kalau dari pihak serikat buruh memberikan dukungan pada seorang capres, dijamin hal itu tidak terlalu memberikan pengaruh signifikan. Yang mendukung mungkin hanya dari pengurusnya saja. Serikat buruh tidak menjadi representasi dari buruhnya," tandas Perdana.
Sebagai informasi, survei yang dilakukan lembaga ini dilakukan pada responden buruh diwilayah Jabodetabek, dengan jenis industri manufaktur berskala besar, menengah dan kecil. Jumlah responden mencapai 358 orang, margin error sebesar 5%, level kepercayaan mencapai 95% dengan menggunakan teknis cluster random sampling dan survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Survei: Buruh Lebih Suka Capres yang Merakyat
Berbeda dengan dulu yang lebih menyukai presiden dari kalangan militer.
Advertisement