Liputan6.com, London Dua perusahaan semen raksasa Eropa, Holcim dan Lafarge baru saja menyepakati persetujuan kerja sama yang melahirkan grup produsen semen terbesar di dunia. Perusahaan semen yang masing-masing berasal dari Swiss dan Prancis itu telah menyetujui kesepakatan merger senilai US$ 50 miliar atau Rp 565,2 triliun (kurs: 11.303/US$).
Seperti dikutip dari Money CNN, Selasa (8/4/2014), gabungan dua perusahaan raksasa itu akan menempati tempat teratas di pasar semen global, pasir, dan batu-batu untuk fondasi bangunan. Total volume penjualan kedua perusahaan tersebut dapat mencapai level 32 miliar euro.
Sementara itu, gabungan nilai jual pasarnya dapat mencapai 40 miliar euro. Kesepakatan tersebut diharapkan dapat rampung pada pertengahan 2015. Melalui kesepakatan tersebut, Lafarge dan Holcim berpotensi untuk mendominasi beberapa pasar besar di bidang industri.
Advertisement
Holcim dan Lafarge mengumumkan rencananya untuk mendorong bisnisnya demi menghasilkan keuntungan operasional sebesar 15% guna mengoptimalkan portofolio gabungan keduanya.
Meski demikian, saat ini kedua perusahaan tersebut bersama enam pesaingnya tengah menghadapi investasi dari Komisi Eropa. Badan pengawas persaingan pasar Eropa mengkonfirmasi akan melakukan investigasi lanjutan yang telah berlangsung sejak 2008.
Beberapa analis memprediksi, butuh waktu lebih lama hingga perusahaan dapat menghapus semua hambatan regulasi. Paling tidak mengingat pembeli terbesar dari semen dan beton tersebut seringkali justru pemerintah nasional yang tengah berinvestasi di infrastruktur publik.
"Sebagai penentu kebijakan, pemerintah berada di posisi yang unik untuk memastikan harga tetap fair dan transparan. Dalam padangan kami, ini bukan hal yang sederhana," ungkap analis UBS Gregor Kuglitsh dalam tulisannya.
Dua perusahaan Eropa ini setidaknya menguasai sekitar 30% pasar materialk konstruksi di AS, Kanada, Inggirs, Prancis dan beberapa negara kecil lainnya. Melalui kesepakatan tersebut, Holcim dan Lafarge dapat memiliki pabrik yang tersebar di 90 negara.
"Saya sangat yakin denga merjer ini yang diharapkan dapat menyediakan peluang untuk menicptakan platform yang lebih maju di industri kami dengan pemahaman yang sama," ungkap CEO Lafarge dan perusahaan baru yang terbentuk, Bruno Lafont.
Kesepakatan tersebut diprediksi dapat menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 1,4 miliar euro pada tahun ketiga pemberlakuan kerja sama.