Liputan6.com, Jakarta Keinginan pemerintah Indonesia memiliki pesawat kepresidenan kesampaian juga. Pembelian pesawat besutan Boeing ini, disebut lebih efisien mengurangi biaya saat Presiden melakukan kunjungan kerja ke dalam maupun ke luar negeri.
Pengamat Penerbangan Alvin Lie menyebut alasan tersebut kurang tepat. Sebab Indonesia masih tergolong negara yang belum memerlukan keberadaan pesawat kepresidenan.
Baca Juga
Dia membandingkan Indonesia dengan 2 negara maju lain yakni Singapura dan Jepang.
Advertisement
"Presiden Singapura yang negaranya lebih kaya dari Indonesia, PM di sana masih memakai pesawat komersial yakni Singapura Airlines," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (10/4/2014).
Padahal, lanjut dia, pimpinan di Singapura memang terbukti banyak melakukan kunjungan ke luar negeri yang membutuhkan pesawat besar.
Demikian pula di Jepang. Perdana Menteri (PM) negara ini juga memakai Japan Airlines sebagai pesawat kepresidenan.
Sementara Indonesia dengan tingkat kemakmuran di bawah kedua negara tersebut, dinilai belum saatnya memiliki pesawat kepresidenan.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengklaim pembelian pesawat jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 itu negara bisa menghemat biaya operasional presiden serta lebih efektif dalam hal kegiatan negara yang dilakukan presiden.
"Dari sisi anggaran jauh lebih hemat, dari perhitungan selama pakai pesawat ini di tahun yang akan datang akan menghemat 114 miliar setiap tahun," tambah dia.
Â
Â
Â