Sukses

Hatta Rajasa Dijuluki Bapak Cabotage

"Jadi diperingatan 9 tahun asas cabotage ini, kami juluki Pak Hatta sebagai Bapak Cabotage," ucap Ketua INSA, Carmelita Hartoto.

Liputan6.com, Jakarta Industri Pelayaran Indonesia (INSA) memberikan apresiasi kepada dua menteri sebagai tokoh yang berperan aktif dalam Asas Cabotage. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa meraih julukan baru yaitu Bapak Cabotage.

Asas Cabotage merupakan aturan yang mewajibkan kapal yang beroperasi di Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Aturan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kedaulatan negara dan wawasan nusantara.

Menurut Ketua INSA, Carmelita Hartoto, penerapan asas cabotage tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2005. Inpres ini rilis saat Hatta Rajasa memimpin Kementerian Perhubungan sekaligus menjadi Ketua Tim Pelaksana Inpres dan EE Mangindaan yang saat ini sebagai Menteri Perhubungan menjadi Wakil Ketua Tim Pelaksana.

"Pak Hatta dan Pak EE Mangindaan sangat pantas menerima apresiasi asas cabotage untuk segala kontribusinya. Keduanya tak pernah berhenti berupaya agar kapal-kapal asing tak menyusup masuk ke Indonesia lewat para pejabat," jelas dia saat Malam Apresiasi INSA 9 Tahun Asas Cabotage di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/4/2014) malam.

Dia mengaku, kontribusi Hatta Rajasa saat menjabat sebagai Menhub telah berhasil menurunkan tarif pelayaran, sementara peran EE Mangindaan turun langsung untuk menangani kasis keterlambatan penanganan kapal-kapal pelayaran dan sebagainya.

"Jadi diperingatan 9 tahun asas cabotage ini, kami juluki Pak Hatta sebagai Bapak Cabotage," ucapnya.

Carmelita menjelaskan, dalam kurun waktu hampir satu dekade ini telah banyak perubahan pada industri pelayaran Indonesia ke arah lebih baik. Dulu, dia menggambarkan, banyak kapal asing mendominasi laut negara ini dibandingkan kapal berbendara Indonesia. Sekitar 95% kegiatan ekspor impor mayoritas menggunakan kapal asing.

"Ini jadi keprihatinan kita, tapi baru 9 tahun asas cabotage diterapkan, kondisi pelayaran di sini berubah drastis. Kita jadi tuan rumah di negeri sendiri, bahkan kapal nasional sudah bisa bersaing dengan Thailand dan Filiphina," bangga dia.