Liputan6.com, Moskow Presiden Rusia Vladimir Putin kini tengah mengatur langkah berikutnya untuk masuk ke Ukraina. Ironisnya, bersamaan dengan itu, sejumlah dana asing terus berhamburan ke luar Rusia.
Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (11/4/2014), Bank Sentral Rusia mengkonfirmasi, lebih dari US$ 64 miliar asetnya terus ditarik keluar dalam tiga bulan pertama tahun ini. Angka tersebut nyaris setara dengan total dana keluar sepanjang 2013.
Sejauh ini, Bank Sentral Rusia jumlah dana asing yang keluar dari negara tersebut dapat setara dengan 12% produk domestik bruto (PDB). Kondisi tersebut dapat menjadi lebih buruk jika kerusuhan di Ukraina terus berlanjut.
Advertisement
Sementara itu, Bank Dunia memprediksi Rusia dapat kehilangan US$ 150 miliar asetnya jika krisis pada perekonomiannya kian parah. Sejak 2008 hampir US$ 500 miliar dana asing terbang meninggalkan Rusia.
Saat banyak dana asing yang keluar dari Rusia terus meningkat, konflik di Ukraina dapat menghambat investasi di dalam negaranya. Penurunan jumlah dana tunai mulai terasa setelah pertumbuhan ekonomi Rusia terhambat karenanya.
Tingkat inflasi di Rusia juga melesat cepat dan Bank Sentralnya terus mendorong naik suku bunga acuan guna menghindari kekacauan ekonomi yang lebih buruk.
Kondisi tersebut diperparah dengan aksi Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk melancarkan sanksi ke Rusia. Tindakan tersebut ditujukan untuk meredam ambisi Putin menguasai Rusia.
Alhasil, ekonomi China menghadapi ancaman besar jika agresi tersebut tetap dilanjutkan. Sejauh ini, pemerintah telah membatasi kepemilikan aset pada sejumlah elit politik Putin.
"Hingga saat ini, ekonomi Rusia masih terkejut menghadapi luapan dana asing yang terus mengalir ke luar. Kami merasa, sanksi atau ancaman sanksi dapat terus memicu aliran dana asing keluar dari Rusia," ungkap analis Goldman Sachs, Clemens Grafe dan Andrew Matheny.
Bahkan sejauh ini, ekonomi Rusia terus merasakan sakit dari kisruh politik di Ukraina. Bahkan tanpa pengenaan sanksi perdagangan sekalipun, ekonominya telah terganggu.
Meski demikian, cadangan dana asing dan emas bernilai miliaran dolar masih bisa menopang sedikit perekonomian Rusia. Tapi tetap saja, krisis pelemahan mata uang dapat terus membuat modal asing mengalir keluar Rusia.