Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan target dividen tahun buku 2013 yang dibayarkan pada tahun ini sebesar Rp 40 triliun tak akan terealisasi, sehingga direvisi sekitar Rp 37,5 triliun-Rp 38,5 triliun. Hal itu disebabkan PT PLN (Persero) dan PT Freeport Indonesia harus absen setor dividen ke negara.
Lalu apa penjelasan PLN?
Menurut Manager Senior Komunikasi dan Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, perseroan tidak bisa setor dividen ke negara pada 2013 karena merugi. Kerugian tersebut diakibatkan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Bambang menyebutkan, akibat pelemahan rupiah kerugian PLN mencapai Rp 29,4 triliun sepanjang 2013. "Pada 2013, rupiah melemah dolar AS menguat kita ada selisih kurs ada kerugian," kata Bambang, di Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Bambang menambahkan, selain itu kerugian PLN juga diakibatkan oleh penjualan listrik yang masih di bawah biaya produksi listrik.Â
" Selama ini tarif listrik ditetapkan di bawah biaya produksi. Dijual Rp 930 per kilowatthour (kWh) pada 2013," ungkapnya.
Untungnya, lanjut Bambang, PLN mendapat keuntungan (margin) bersubsidi dari pemerintah sebesar6,5% dari total subsidi yang diberikan pemerintah untuk PLN.