Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Transportasi Djoko Ttijdowarno menyarankan pemerintah untuk memberikan tambahan subsidi ke PT Pelni (Persero). Langkah itu diambil agar Pelni membatalkan niatnya untuk kenaikan tarif angkutan laut kelas ekonomi sebesar 20% per penumpang per mil mulai awal Mei 2014.
Menurut dia, pengguna jasa transportasi kapal merupakan masyarakat kurang mampu sehingga akan sangat terbebani jika Pelni menaikkan tarif.
"Kemampuan masyarakat gimana?," kata Djoko saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (13/4/2014).
Joko menjelaskan pemberian tambahan subsidi itu dilakukan agar perusahaan bisa menutupi biaya operasionalnya sehingga ongkos angkutan laut tak perlu naik.
Namun jika negara tidak memiliki uang untuk menambah subsidi di sektor pelayaran, pemerintah bisa mengalihkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, saat ini subsidi BBM tidak tepat sasaran dan digunakan oleh kalangan mampu.
Sedangkan alat tranportasi laut sangat diperlukan oleh masyarakat wilayah timur yang masih belum mapan.
"Subsidi BBM dipakai orang kaya. Lebih baik kita bantu saudara kita yang di timur," tuturnya.
Direktur Komersial Pelni Daniel E Bangonan sebelumnya mengatakan, jika tarif tiket tersebut naik 20% maka akan menjadi Rp 492,48 per penumpang per mil dari sebelumnya Rp 409,55 per penumpang per mil. Dia menuturkan, usulan ini sudah didiskusikan dengan Kementerian Perhubungan.
"Kenaikan 20%. Kementerian perhubungan sudah ada diskusi," pungkasnya.