Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengapresiasi langkah PT Bank Mandiri Tbk yang berjanji akan mengganti seluruh uang nasabah akibat kejahatan skimming mesin ATM. Namun lembaga ini juga mendesak kepada Bank BUMN tersebut untuk menjelaskan kepada publik terkait sistem keamanan data pribadi nasabah yang digunakan.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo mengakui respon Bank Mandiri mengatasi kejahatan perbankan sangat bagus. Terutama respon tanggung jawab untuk mengganti dana nasabah yang telah dibobol.
Namun menurut Sudaryatmo, dengan penggantian dana nasabah tersebut masalah bukan berarti langsung selesai. "Bisnis bank ini berbasis kepercayaan, jadi tidak cukup dengan ganti rugi. Artinya Bank Mandiri harus bisa menjelaskan langkah ke depan untuk menjaga dana nasabah supaya tidak bisa dibobol lagi," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Sudaryatmo berharap, bank dengan aset terbesar di Indonesia ini dapat meningkatkan back up sistem keamanan berlapis-lapis supaya pihak ketiga tak mampu menembus data pribadi nasabah.
"Bank Mandiri juga harus melibatkan pihak lain untuk menjamin keamanan data dan uang nasabah. Ini harus diketahui publik supaya lebih jelas, kepercayaan nasabah timbul lagi," jelasnya.
Dari catatan Sudaryatmo, pegaduan pembobolan rekening dan data nasabah bukan hanya terjadi di Bank Mandiri. Sebab, sambung dia, kemungkinan bocornya data pribadi dapat terjadi di setiap perbankan.
"Konsumen mengadukan saldo berkurang tanpa dia melakukan transaksi apapun. Artinya ada pihak ketiga yang membobol data rekening nasabah. Tapi karena di Bank Mandiri sifatnya masif, jadi yang terlihat cuma Bank Mandiri," terang dia.Â
Dia berharap, Bank Mandiri mampu mengembalikan pondasi kepercayaan masyarakat melalui jaminan sistem keamanan yang lebih canggih dan berlapis. "Kalau nggak bisa menyelesaikan dan meyakinkan sistem keamanan yang lebih baik, maka nasabah bisa pindah ke bank lain," tandas Sudaryatmo.
Bank Mandiri Harus Mampu Kembalikan Pondasi Kepercayaan Nasabah
Pembobolan rekening dan data nasabah bukan hanya terjadi di Bank Mandiri.
Advertisement