Sukses

Akuisisi BTN oleh Bank Mandiri Belum Tentu Positif

Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai, konsolidasi bank Mandiri dan BTN belum tentu dapat meningkatkan modal perbankan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengambilalihan saham PT Bank Tabungan Negara Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk dinilai belum tentu dapat meningkatkan modal. Akan tetapi, penggabungan bank pelat merah itu dapat merampingkan jumlah perbankan di Indonesia.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengeluarkan keputusan mengenai rencana pelepasan saham pemerintah di Bank Tabungan Negara (BTN).

Keputusan tersebut tertuang dalam surat Kementerian BUMN tertanggal 11 April nomor SR-161/MBU/04/2014 ditujukan kepada Direktur Utama. Isinya menambahkan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang akan digelar Mei 2014 persetujuan prinsip atas perubahan pemegang saham perseroan.

Diperkirakan pelepasan saham itu, Bank Mandiri akan mengambil alih kepemilikan saham BTN mengingat memiliki visi yang sama yaitu membiayai  kredit perumahan.

Senior Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan menilai, adanya konsolidasi antar dua bank BUMN tersebut belum tentu secara keseluruhan akan berdampak baik. Hal itu terutama demi menambah modal perbankan.

"Dengan konsolidasi ini, itu belum tentu akan meningkatkan modal, itu memang kemungkinan ada. Namun yang terpenting adalah meningkatkan kapitalisasi pasar untuk memperkuat itu (modal)," kata Fauzi di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Fauzi menambahkan, positifnya hasil penggabungan dua perbankan tersebut nanti akan terlihat dan akan tergantung dari respons pasar, mengingat kedua bank tersebut saat ini sudah melantai di bursa saham.

Lebih lanjut menurut Fauzi, industri perbankan di Indonesia  juga kurang proporsional. Dengan jumlah perbankan di Indonesia mencapai 120 bank, hal itu dinilainya terlalu banyak.

"Idealnya itu sekitar 80 bank. Merger, konsolidasi atau akuisisi sangat dibutuhkan, terutama yang mendukung penyuntikan dana segar," jelas Fauzi.

Dengan adanya pelepasan saham pemerintah di BTN tidak akan mengurangi penerimaan deviden pemerintah. Hal itu dijelaskannya karena penggabungan ini nantinta hanya akan mempengaruhi sistem administrasi penyetoran dividen.

"Bukan terus kepemilikan pemerintah berkurang, jadi cuma masuk kantong kiri keluar kantong kanan, dividen yang diakuisisi diserahkan ke induk, dan kemudian induk diserahkan ke kepemerintah, jadi begitu saja," kata Fauzi.

Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) bergerak naik 10,63% ke level Rp 1.405 per saham. Saham BBTN sempat berada di level tertinggi Rp 1.525 per saham dan level terendah Rp 1.300 per saham.

Harga saham BBTN dibuka di level Rp 1.305 pada pagi ini. Frekuensi perdagangan saham BBTN mencapai 5.974 kali dengan nilai transaksi saham sekitar Rp 155,8 miliar.

Video Terkini