Sukses

Ekonomi China Melambat Ancam Ekspor Bahan Baku Makanan Minuman RI

Pada periode Januari-Maret 2014, PDB China tercatat sebesar 7,4%, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,7%.

Liputan6.com, Jakarta Laju pertumbuhan ekonomi China mengalami perlambatan pada kuartal I tahun ini. Pada periode Januari-Maret 2014, PDB China tercatat sebesar 7,4%, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,7%.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibarani mengatakan perlambatan laju pertumbuhan ini akan memberikan efek pada penurunan ekspor Indonesia ke China, terutama pada ekspor bahan baku produksi.

"Ekspornya akan mengalami penurunan, tetapi tentu yang dilihat lebih kepada ekspor bahan baku pendukung proses produksi yang dibutuhkan oleh China," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Franky mencontohkan, bahan baku produksi asal Indonesia yang banyak ekspor ke China seperti biji kakao. "Bahan baku ini lebih kepada pendukung industri agri China, misalnya seperti coklat asal Indonesia itu dijadikan bahan baku di China dan produk coklat kita cukup bagus disana," lanjut dia.

Namun dia belum bisa memastikan berapa besaran ekspor bahan baku pangan olahan yang mengalami penurunan akibat perlambatan ini. Sebab penurunan ini baru bisa terlihat pada kuartal kedua tahun ini.

"Sebetulnya sampai April ini belum terlalu terlihat. Karena industri umumnya masih memiliki bahan baku produksi sampai 2-3 bulan ke depan. Sehingga kalau terjadi perlambatan berarti stok mereka akan menjadi lebih panjang. Penurunannya baru akan terlihat pada triwulan kedua," tambah dia.

Sedangkan ekspor produk jadi, khususnya untuk makanan atau minuman seperti produk olahan dalam kaleng, Franky melihat masih belum ada penurunan ekspor ke negara tersebut.

"Kalau produk konsumsi pangan, saya belum melihat ada penurunan yang signifikan di triwulan pertama ini. Untuk ekspor produk jadi ini masih cukup bagus," tandas dia.