Sukses

MS Hidayat Tantang Industri Keramik

MEA membuat produsen keramik dalam negeri akan berhadapan langsung dengan produsen dari negara lain. Hal ini harus diwaspadai.

Liputan6.com, Jakarta Hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 membuat produsen keramik dalam negeri akan berhadapan langsung dengan produsen dari negara lain. Hal ini yang harus diwaspadai oleh industri-industri karamik dalam negeri.

"Ini merupakan tantangan bagi industri keramik nasional untuk terus berupaya meningkatkan daya saing," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pameran Megabuild Indonesia dan Keramika 2014 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (17/4/2014).

Dia mengatakan, jumlah penduduk yang sangat besar dan prospek pembangunan properti serta konstruksi yang diperkirakan akan terus berkembang akan membuka peluang pasar yang harus dimanfaatkan dengan baik.

Pada 2013, industri keramik dalam negeri memilii kapasitas 1,4 juta meter persegi per hari dan produksi mencapai 1,32 juta meter persegi per hari. Dari jumlah tersebut 85% diserap oleh pasar lokal dan 15% diekspor.

"Industri keramik nasional telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan masih berpeluang untuk dikembangkan mengingat konsumsi keramik per kapita kita lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya," lanjut Hidayat.

nilai penjualan industri keramik telah mencapai Rp 30 triliun dan diperkirakan pada tahun ini akan meningkat menjadi Rp 34 triliun. "Produksi keramik nasional tiap tahun mengalami peningkatan, ini juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," tandasnya.

Saat ini produsen keramik lantai dan dinding berjumlah 35 perusahaan dengan jumlah pabrik keseluruhan mencapai 80 pabrik. Secara total, industri keramik mampu menyerap tenaga kerja mencapai 200 ribu orang.