Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) berambisi untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia dengan layanan uang elektronik (e-money). Penggunaan uang elektronik diharapkan mampu menggantikan sistem pembayaran tunai baik di merchant khusus hingga merambah pedagang kecil.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Rosmaya Hadi berharap Indonesia bisa menjadi negara maju yang mampu memaksimalkan penggunaan uang elektronik dalam kegiatan sehari-hari.
"Kami punya keinginan suatu ketika, bisa tinggal tempel, selesai deh pembayaran seperti di Kanada. Apalagi kalau pakai ponsel, tinggal kirim uang tanpa perlu ke mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) lagi," kata dia saat diskusi BBM di kantornya, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Rosmaya menyebut, saat ini sistem pembayaran bus TransJakarta dan kereta api telah menggunakan uang elektronik. Tercatat ada enam bank yang menawarkan layanan tersebut kepada pengguna.
"Tapi sayang kita belum bisa pakai uang elektronik saat mau bayar bajaj, mikrolet, tol pun belum semua bank. Enak kali ya kalau bisa pakai uang elektronik di warung soto, dan tukang sayur pun bisa menggunakan layanan itu. Bisa maju deh negara ini," harapnya.
Rosmaya mengatakan, BI sudah menyempurnakan aturan Uang Elektronik melalui perubahan payung hukum dari PBI No 11/12/PBI/2009 menjadi No 16/8/PBI/2014.
"Ini dilatarbelakangi oleh harmonisasi dengan ketentuan transfer dana, mendorong peningkatan keamanan dan efisiensi e-money, mendorong peningkatan penggunaan e-money dan penegasan kewenangan BI dalam pembatasan izin industri ini," tuturnya.
BI: Enaknya Bisa Bayar Bajaj dan Makan Pakai Uang Elektronik
Bank Indonesia (BI) berambisi untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia dengan layanan uang elektronik (e-money).
Advertisement