Liputan6.com, Jakarta - Produksi alat berat dalam negeri pada kuartal I tahun ini hanya sebesar 1.165 unit. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 4,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2013 yang mencapai 1.234 unit. Kondisi ini serupa dengan kuartal IV tahun lalu yang hanya dipatok hingga 1.500 unit.
Namun Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan dirinya masih yakin bahwa produksi alat berat tahun ini bisa mencapai 6.500 unit.
“Kami berharap kondisi ini akan membaik pada kuartal II, sama seperti tahun lalu," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Senin (21/4/2014).
Dia mengatakan, hingga kini permintaan terhadap alat berat masih sangat rendah, terutama permintaan dari sektor tambang dan konstruksi yang masih lesu.
Baca Juga
"Pada kuartal II baru menunjukan perbaikan atau mencapai sekitar 1.900 unit. Maka kami berharap siklusnya sama seperti tahun kemarin," lanjut dia.
Pratjojo menjelaskan, jika tahun lalu terjadi perbaikan pada kuartal II, maka tahun ini ini juga akan ada perbaikan namun baru akan terlihat pada kuartal III. "Mungkin pada periode ini produksi bisa meningkat 10%," katanya.
Tahun ini pun diperkirakan tidak ada peningkatan utilitas industri alat berat atau hanya 65% dari 10 ribu unit kapasitas terpasang.
Advertisement
Harusnya setiap bulan industri dapat memproduksi 2.500 unit, nyatanya saat ini produksi hanya di kisaran 1.200 unit per bulan.
Dari jumlah itu hanya memenuhi 55% kebutuhan terhadap alat berat dari total kebutuhan di kisaran 12-13 ribu unit.
Proyek pembangunan infrastruktur pemerintah pun diharapkan dapat memanfaatkan industri alat berat dalam negeri.