Liputan6.com, Ulsan - PT Pertamina (Persero) sedang giat menambah kapal miliknya, seperti penambahan kapal pengangkut elpiji terbesar (Very Large Gas Carrier /VLGC)Â di dunia yang bernama kapal Pertamina Gas 2.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, ada sejumlah alasan Pertamina melakukan penambahan kapalnya. Pertama, pengembangan usaha penguatan armada akan meningkatkan efisiensi biaya transportasi minyak dan gas (migas).
Efisiensi itu diharapkan dapat memberikan margin lebih besar bagi peningkatan pendapatan per liter perusahaan. Selain itu, total biaya transportasi menjadi salah satu andalan Pertamina dalam persaingan global di bisnis hilir migas (profitable downstream).
Advertisement
"Penambahan kapal dapat meningkatkan efisiensi biaya transportasi migas. Efisiensi biaya, akan menjadi salah satu penopang utama bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan global di bisnis hilir minyak dan gas," kata Hanung, dalam acara peresmian pemberian nama kapal Pertamina Gas 2, di galangan kapal Hyundai Heavy Industries Co. Ltd, Ulsan, Korea Selatan, Rabu (23/4/2014).
Sedangkan penambahan kapal pengangkut elpiji terbesar di dunia dilakukan untuk menunjang target distribusi energi nasional khususnya elpiji yang diemban Pertamina.
Untuk mengemban tugas itu tidak hanya membutuhkan armada kapal yang efisien, efektif, dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi saja. Akan tetapi, juga membutuhkan kapal yang environmentally sound, yang mampu menunjukkan positioning Pertamina sebagai salah satu pelaku bisnis transportasi laut yang berkualitas.
Kapal VLGC Pertamina Gas 2 pada awalnya akan digunakan untuk mendukung pasokan dan distribusi LPG di Indonesia. Pasokan dan distribusi itu permintaannya diperkirakan mencapai 6 juta ton atau tumbuh sekitar 8% pada 2014Â dibandingkan tahun lalu sebesar 5,6 juta ton.
VLGC Pertamina Gas 2 akan beroperasi dengan pola loading antara Pelabuhan Tanjung Uban-Belanak-Tanjung Jabung-Import dan discharge sebagai mothership di Teluk Semangka atau melalui jalur pelabuhan loading Bontang/Import dan akan dipergunakan sebagai mothership di Kalbut, Situbondo, selanjutnya akan diproyeksikan untuk kebutuhan perdagangan internasional.