Liputan6.com, Ulsan - PT Pertamina (Persero) menargetkan memiliki dua kapal tanker pada 2018 seiring rencana impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Amerika Serikat (AS).
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, pihaknya melakukan kontrak pembelian LNG dari AS pada 2018 dengan kapasitas 800 ribu ton per tahun sampai 10 tahun.
"Kami kontrak LNG dari Amerika Serikat pada 2018, dengan kapasitas setahun 800 ribu," kata Hanung, di Ulasan, Korea Selatan, Kamis (24/4/2014).
Hanung mengungkapkan,Pertamina memperkirakan membutuhkan dua kapal tanker pengakut LNG berkapasitas masing-masing 170 ribu meter kubik untuk mendukung bisnisnya.
"Kami merencanakan 1-2 tanker LNG kapasitas 140-170 ribu meter kubik itu kelas tanker LNG yang standar, yang terbesar (kapal tanker LNG200 lebih 225) ada," tutur Hanung.
Ia menambahkan, pihaknya mengharapkan kapal milik bertambah menjadi 74 dalam tiga tahun ke depan. Hal ini untuk mendukung kegiatan bisnis Pertamina khususnya LNG.
"Ke depan pertamina membangun armada tanker, untuk kehandalan pasokan, menekan biaya, kalau nanti tanker LNG jadi tanker LNG pertama," papar Hanung.
Hanung menjelaskan, alasan perusahaan plat merah tersebut melakukan importasi LNG dari AS, karena ke depan kebutuhan terhadap gas akan meningkat sedangkan produksi dalam negeri menurun. Oleh karena itu, untuk menutupi peningkatan kebutuhan tersebut impor yang efektif.
"Permintaan dalam negeri meningkat, produksi dalam negeri turun dan sudah terikat kontrak, impor efektif," pungkasnya.