Liputan6.com, Jakarta Kasus kerugian investasi yang melibatkan perusahaan perencana keuangan Quantum Magna Financial (QM Financial) dan artis Ferdi Hasan terus bergulir.
Kali ini pihak QM Financial yang berbicara. Mereka membantah tuduhan dari pihak Ferdi bahwa ada salah satu perencana keuangan di QM Financial menjadi pemegang saham di perusahaan yang direkomendasikan.
Ligwina Hananto, Chief Financial Officer (CEO) QM Financial, menjelaskan bahwa QM Financial telah mendapatkan data yang sama seperti data yang didapat oleh pihak Ferdi Hasan.
Advertisement
"Setelah dikonfirmasi kepada perencana keuangan kami, dia menyatakan tidak pernah menandatangani atau berada satu meja dengan notaris tersebut," jelas Ligwina di Jakarta, Jumat (25 April 2014). Artinya, Ligwina melanjutkan, surat notaris atau akta pendirian perusahaan tersebut kemungkinan besar palsu.
Sayangnya, ligwina tidak bisa mengungkapkan lebih banyak mengenai kasus tersebut karena ia dan perencana keuangan di dalam manajemen QM Financial berada di bawah sumpah profesi.
"Kalau kami buka satu kasus ini berarti kami membuat 1.000 klien kami yang lain merasa was-was, kami ingin menjaga kepercayaan mereka" jelasnya.
Sebelumnya, Panji Prasetyo, kuasa hukum Ferdi Hasan, menuduh bahwa para perencana keuangan di QM Financial mempunyai motif lain saat memberikan rekomendasi kepada klien mereka.
“Ada perencana keuangan yang mempunyai saham di salah satu perusahaan yang direkomendasikan, ada juga yang mendapat fee tambahan jika berhasil membawa investor baru,” jelas Panji. Perusahaan tersebut adalah CV Panen Mas.
Tentu saja, mengetahui hal tersebut kekecewaan Ferdi pun membuncah. “harusnya kepentingan klien yang diutamakan tetapi ini justru mereka mencari untung sendiri-sendiri. Ini kan penipuan” imbuh Panji.
Dari tujuh perusahaan yang direkomendasikan oleh QM Financial, enam diantaranya jeblok. Akibatnya bukannya untung, Ferdi justru malah buntung.
Jebloknya perusahaan yang diperkenalkan QM Financial kepada Ferdi tersebut karena banyak hal. Ada perusahaan investasi emas yang pailit. Ada juga perusahaan investasi emas yang dananya dibawa lari oleh pemiliknya.
Selain itu, ada juga perusahaan yang berinvestasi di pohon jati yang ternyata sertifikat tanahnya masih bermasalah. Ada juga perusahaan yang berinvestasi di hewan ternak yang ternyata tidak berkembang.