Liputan6.com, Hong Kong - Penipuan melalui telepon dengan meminta sejumlah dana darurat ternyata masih marak terjadi. Seorang ibu rumah tangga di Hong Kong baru-baru ini menjadi korban penipuan dan harus menanggung rugi hingga 500 ribu dolar Hong Kong atau setara Rp 745,8 juta (kurs: 1491/HK$).
Seperti dikutip dari South China Morning Post, Senin (28/4/2014), seorang penipu menelepon dia dan mengaku sebagai kakak iparnya. Sang penelepon mengaku membutuhkan bantuan untuk mendanai bisnisnya secepat mungkin.
"Lewat telepon, seorang pria mengaku dirinya sebagai kakak ipar korban dan membutuhkan dana darurat untuk berbisnis," ungkap salah seorang petugas yang menangani kasus tersebut.
Wanita 55 tahun tersebut lantas mengirimkan uang sejumlah yang diminta pada dua rekening bank di kotanya selama dua hari berturut-turut. Akhirnya setelah mengirimkan uang pada dua bank untuk kesekian kalinya, sang wanita baru menyadari dirinya telah menjadi korban penipuan.
Menurut keterangan petugas, wanita tersebut menerima panggilan telepon dari penipu di pagi hari saat tengah sendirian di rumah. Mengikuti instruksi sang penipu, dia lalu pergi ke bank terdekat dan mengirim uang sebanyak 320 ribu dolar Hong Kong ke rekening yang diminta pelaku.
Dia lantas mengirimkan dana berikutnya senilai 200.800 dolar Hong Kong setelah menerima panggilan ke dua sehari setelahnya. Sang wanita menyadari kesahalannya di siang hari saat dia menelepon kakak iparnya untuk mengecek apakah uangnya sudah diterima atau belum.
Sejumlah detektif langsung melakukan investigasi terkait kasus penipuan tersebut. Namun hingga saat ini masih belum ada satu pun pelaku yang berhasil dibekuk.
"Jangan mentransfer uang pada siapapun sebelum Anda mengetahui dengan pasti siapa sang penelepon. Gunakan kode khusus antar anggota keluarga dalam situasi darurat," saran petugas kepolisian setempat saat melalukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
Ditipu Lewat Telepon, Ibu Rumah Tangga Rugi Rp 745 Juta
Penipuan melalui telepon dengan meminta sejumlah dana darurat ternyata masih marak terjadi.
Advertisement