Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI mengeluhkan komitmen pemerintah dalam menjalankan proyek infrastruktur yang direncanakan.
Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini mengatakan, dalam menjalankan proyek infrastruktur yang menjadi tantangan terbesar bukan soal pendanaan. Akan tetapi soal komitmen menjalankan proyek tersebut.
"Tantangan terbesar bukan pada pembiayaan, tapi kesiapan proyek untuk didanai, memerlukan persiapan matang," kata Emma, kepada wartawan, di kantor SMI, Jakarta, Senin (28/4/2014).
Emma menambahkan, komitmen tersebut adalah jaminan berupa undang-undang agar proyek yang dibiayai dari skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) bisa tetap berjalan sampai masa konsesi berakhir.
"Paradigma berpikir perlu Undang-undang memayungi stakeholder dengan nyaman," tutur Emma.
Emma menuturkan, jika tidak ada jaminan komitmen maka infrastruktur Indonesia akan terus tertinggal. Hal tersebut terlihat dari data World Economic Forum Global Competitives Report 2012-2013 yang menyatakan kuliatias infrastruktur Indonesia berada diskor 92 masih di bawah Malaysia dan Thailand.
"Kalau kami lihat hampir seluruh sektor infrastruktur ketinggalan, makin terpuruk, kita terbalap Malaysia, Thailand," pungkasnya.
Kualitas Infrastruktur RI di Bawah Malaysia dan Thailand
PT Sarana Multi Infrastruktur mengeluhkan komitmen pemerintah dalam menjalankan proyek infrastruktur.
Advertisement