Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional, Standar & Poor's melakukan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada level BB+ dengan prospek stabil.
Dalam keterangan yang ditulis, Selasa (29/4/2014), kondisi fiskal dan struktur utang yang sehat serta prospek pertumbuhan yang cukup kuat merupakan faktor kunci yang mendukung afirmasi Sovereign Credit Rating Indoneia.
Baca Juga
Akan tetapi, kondisi kelembagaan yang relatif lemah, PDB per kapita rendah dan kerentanan eksternal merupakan faktor yang menjadi risiko bagi Sovereign Credit Rating Indonesia.
Advertisement
Lembaga pemeringkat S&P juga yakin kebijakan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan akan tetap terjaga pasca pemilihan presiden pada Juli 2014.
"Afirmasi peringkat dari Standar & Poor's merupakan pengakuan atas komitmen Indonesia dalam menempatkan stabilitas sebagai prioritas di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo.
Ia menambahkan, fundamental ekonomi makro ekonomi terjaga dan respons kebijakan otoritas perekonomian telah menjadi perhatian Standard & Poor's.
Ke depan, Bank Indonesia akan tetap menjaga komitmen dalam mengawal perekonomian dan sistem keuangan dengan tetap mengadopsi kebijakan yang konsisten, upaya pendalaman pasar keuangan, dan terus melakukan penguatan strategi komunikasi.
Pada tahun lalu, Bank Indonesia telah melakukan respons kebijakan melalui bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan kenaikan suku bunga, kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan faktor fundamentalnya, pendalaman pasar keuangan.
Lalu ada kebijakan makro prudensial, koordinasi kebijakan dengan Pemerintah termasuk kerjasama dengan bank sentral lainnya, dan penguatan strategi komunikasi.