Sukses

Gubernur Bengkulu Minta Dibangunkan Terminal Curah CPO

Pemerintah Bengkulu bersama para gubernur se-Sumatera pernah menggugat kebijakan terkait bagi hasil produksi CPO ke Kementerian Keuangan.

Liputan6.com, Bengkulu - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah meminta pemerintah pusat untuk membangun terminal curah minyak sawit mentah (crude palm oil.CPO) di Pelabuhan Pulau Baai.

Permintaan ini dilontarkan gubernur saat menerima kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Bengkulu.

"Jutaan liter produksi CPO keluar dari Bengkulu melalui jalur darat. Tidak ada satu tetespun mengalir untuk Bengkulu. Kami mengusulkan agar dibangun terminal curah cair di Pelabuhan Pulau Baai," ujar Junaidi Hamsyah di Bengkulu, Selasa (29/4/2014).

Pemerintah Bengkulu bersama para gubernur se-Sumatera pernah menggugat kebijakan terkait bagi hasil produksi CPO ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Tapi jawaban yang diterima justru jika ada aturan dibuat di daerah akan bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khoirun menyatakan akan mengusulkan permintaan ini untuk dimasukkan dalam rencana APBN 2015. "Akan kami bawa ke pembahasan tingkat komisi. Ini menjadi catatan kami," ujar Herman Khoirun.
 
Provinsi Bengkulu saat ini tercatat memiliki lahan seluas 193.522 hektar yang ditanami kelapa sawit untuk perkebunan dan kebun rakyat. Selain itu juga memiliki lahan seluas 114.538 untuk kebun karet, 94.232 kebun kopi dan 14.346 perkebunan kakao.

Sayangnya di Bengkulu saat ini belum memiliki pabrik pengolahan hasil perkebunan tersebut. Semua bahan mentah seperti minyak CPO, karet, kopi dan kakao dibawa keluar Bengkulu untuk diolah kembali menjadi bahan jadi.

"Ongkos angkut membawa produk mentah dari Bengkulu itu pasti sangat tinggi. Kami berharap ada dorongan pemerintah pusat untuk membawa investor agar membangun pabrik pengolahan seperti minyak goreng, sabun, ban mobil atau pabrik lain dalam skala besar. Untuk kebijakan perizinan akan saya permudah," tegas Junaidi Hamsyah.