Sukses

Pengusaha Beber Dampak Bila Buruh Tuntut Upah Tinggi

Salah satu agenda yang akan dituntut Buruh adalah kenaikan upah minimum sebesar 30% di 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan buruh dari berbagai macam organisasi menggelar aksi demonstrasi di beberapa titik di ibukota pada peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Kamis (1/5/2014) esok.

Salah satu agenda yang akan dituntut oleh massa buruh tersebut adalah kenaikan upah minimum sebesar 30% di 2015.

Namun Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menilai tuntutan tersebut akan sulit dipenuhi pengusaha karena akan menambah beban biaya operasional perusahaan.

"Pasti itu semua (tuntutan buruh) menjadi tambahan beban bagi dunia usaha. Karena kan itu berdampak pada cost of operation (biaya operasional). Kalau biaya operasional ini menjadi terlalu tinggi maka dampaknya ke daya saing kita," ujar dia usai membuka seminar bertema 'Wajah Tenaga Kerja Indonesia Pasca 2014: Dalam Rangka Menghadapi Persiangan ASEAN Economic Community (AEC)2015 di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).

Menurut dia, jika terjadi lonjakan biaya operasional maka juga akan berdampak pada perolehan laba perusahaan yang semakin menurun. Dan jika hal tersebut terjadi, maka pengusaha akan berpikir ulang untuk meneruskan jalannya perusahaan. Dengan demikian, secara tidak langsung juga akan berdampak pada tenaga kerja.

‪"Kalau keuntungannya menjadi sangat tipis maka perusahaan akan bisa mempertimbangkan apakah masih layak (atau) tidak usahanya diteruskan, apakah perlu ambil langkah-langkah. Mudah-mudahan bukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tapi kan bisa saja mengambil langkah-langkah lain misalnya relokasi dan sebagainya," kata dia.

Selain itu, dampak lain dari tuntutan kenaikan upah buruh yang dianggapnya terlalu besar tersebut adalah terganggunya investasi di dalam negeri.

Suryo mengungkapkan saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki daya tarik tinggi di mata investor.

Namun jika buruh terus ngotot menuntut kenaikan upah terlalu tinggi, maka bukan tidak mungkin para investor berpikir ulang untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

‪"Semuanya pasti ada pengaruh. Itu semua perlu penyesuaiam kembali. Dihitung kembali mengenai kelayakan daya saing kita. Ini semua harus jadi perhatian kita. Mudah-mudahan semua wajar-wajar saja," tandas dia.

Video Terkini