Liputan6.com, Jakarta - Penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dinilai dapat mengendalikan laju inflasi kepada tingkat rendah dan stabil. Langkah itu pun cukup berhasil dilakukan oleh Filipina.
Oleh karena itu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengimbau agar Indonesia dapat melirik keberhasilan Filipina dalam menghapus subsidi BBM.
Dengan subsidi BBM dihapuskan dapat membuat laju inflasi semakin terkendali. Pengendalian laju inflasi pada tingkat yang rendah dan stabil memainkan peranan sangat vital dalam upaya menjaga daya beli masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Advertisement
"Inflasi rendah dan stabil memungkinkan bank sentral negara itu menjaga suku bunga pada tingkat yang cukup rendah," tutur Agus.
Agus menambahkan, laju inflasi yang rendah juga penting dalam mendorong peningkatan daya saing dalam menghadapi integrasi pasar ASEAN tahun 2015.
"Kita tidak dapat bersaing dari sisi harga karena laju inflasi kita masih jauh lebih tinggi dari pada negara-negara ASEAN lain. Kita juga tidak dapat bersaing dari sisi suku bunga, yang saat ini masih jauh lebih tinggi dari pada negara-negara ASEAN lain, karena suku bunga rendah hanya dapat diperoleh bila laju inflasi rendah," jelas Agus.
Bank Indonesia akan melakukan berbagai upaya untuk mencapai laju inflasi yang rendah dan stabil. Hal ini dilakukan melalui penerapan kebijakan moneter, peningkatan efisiensi sistem pembayaran, dan pengedaran uang Rupiah, dan penerapan kebijakan stabilitas sistem keuangan.
"Oleh karena itu, untuk mengatasi tingginya inflasi juga diperlukan koordinasi yang kuat antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan struktural baik di tingkat pusat dan daerah," kata Agus.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memilih menghilangkan subsidi pada BBM secara bertahap ketimbang subsidi tetap. Menurut pria yang akrab disapa Jokowi, pencabutan subsidi BBM yang ideal dilakukan dalam kurun waktu empat tahun.
"Saya kira empat tahun lah, subsidi BBM tadi empat tahun tapi berjenjang. Kurang kurang lalu hilang,"Â kata Jokowi.