Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara total neraca perdagangan Indonesia kurun Januari sampai Maret 2014 surplus US$ 1,07 miliar.
Ini disebabkan adanya surplus non migas sebesar US$ 4,21 miliar. Namun terjadi defisit migas sebesar US$ 3,14 miliar yang dihasilkan dari minyak mentah US$ 1,18 miliar, hasil minyak US$ 5,86 miliar tapi gas surplus US$ 3,90 miliar.
Baca Juga
Kepala BPS Suryamin mengatakan, defisit migas karena belum dibangunnya kilang-kilang minyak di Indonesia. "Kilang-kilang belum ada, tapi manufaktur bergerak cepat," jelas dia di Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Advertisement
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Maret 2014 mencapai US$ 44,32 miliar atau menurun 2,42% dibanding periode yang sama tahun 2013. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 36,45 miliar atau menurun 2,20%.
Adapun nilai ekspor Indonesia pada Maret 2014 mencapai US$ 15,21 miliar atau meningkat 3,95% dibanding ekspor Februari 2014. Demikian juga bila dibanding Maret 2013 mengalami peningkatan sebesar 1,24%.
Ekspor nonmigas Maret 2014 mencapai US$ 12,57 miliar, naik 5,59% dibanding Februari 2014, demikian juga bila dibanding ekspor Ma ret 2013 naik 3,92%.
Sumbangan ekspor terbesar bahan bakar mineral US$ 5,63 miliar. "Batu bara kan belum dilarang, yang dilarang bijih besi, dan lainnya. Kemudian Lemak dan minyak hewan nabati US$ 5,29 miliar," tutur dia.