Sukses

Bos Bank Mandiri Kaget Kredit Macet Naik Tipis

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin memprediksikan, rasio kredit bermasalah akan naik karena kondisi ekonomi memburuk pada 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Mandiri Tbk tak menyangka dengan realisasi Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah hanya meningkat 0,1% pada kuartal I 2014. Padahal situasi ekonomi saat ini tengah memburuk dan masuk dalam tahap krisis.

Pada periode tiga bulan pertama 2014, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan NPL sebesar 0,1% dari 0,57% menjadi 0,67%.

"NPL naik karena perekonomian memburuk," kata Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Minggu (4/5/2014).

Budi menjelaskan, kenaikan NPL tahun ini lebih baik dibanding krisis ekonomi pada 2008 yang mencapai lebih dari 1%. Bahkan NPL perbankan lain, kata dia, sekitar 4%-5%.

"Memang kami sudah katakan bahwa NPL tahun ini lebih jelek dari tahun lalu karena kondisi ekonomi memburuk. Tapi ini surprise naiknya cuma segitu (0,1%)," ujar Budi.

Dia optimistis, kondisi perbankan Indonesia akan tetap membaik walaupun negara ini sedang dilanda krisis akibat faktor eksternal maupun internal.

"Dulu pas krisis ekonomi, perbankan banyak yang jatuh seperti Century dan lainnya. Jadi mudah-mudahan, perbankan kita tahun ini nggak ada yang seperti dulu," terang Budi.

Dia mengklaim, kinerja keuangan Bank Mandiri, terutama pencapaian keuntungan perseroan masih unggul dari PT Astra Internasional Tbk.

"Kinerja kita untungnya lebih dari Astra. Ini pertama kalinya melampaui Astra atau naik 15%. Buat bank sekelas kita, kalau naiknya segini sangat bagus, bank-bank lain pada rugi," cetusnya tanpa enggan membeberkan identitas perbankan yang menderita kerugian.

PT Bank Mandiri Tbk mencetak pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 20,1% sepanjang kuartal I 2014 menjadi Rp 470,4 triliun dari Rp 391,6 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan penyaluran kredit itu telah menopang laba bersih Bank Mandiri menjadi Rp 4,9 triliun atau naik 14,5% pada kuartal I 2014.

Selain itu, kenaikan penyaluran kredit terjadi seluruh bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro naik 36,4% menjadi Rp 28,2 triliun pada Maret 2014. Jumlah nasabah kredit mikro juga naik menjadi 358 ribu nasabah dari 327 ribu nasabah pada kuartal I 2014. (Fik/Ahm)