Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama tahun ini ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sementara pengeluaran ekspor dan impor justru mengalami penurunan.
Kepala BPS, Suryamin menyebut, berdasarkan pengeluaran, laju Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2014 ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,61%.
"Ada peningkatan konsumsi di makanan dan non makanan sebagai dampak dari pemilihan umum (pemilu). Kalau non makanan itu, ada pembelian kendaraan seperti mobil murah, motor, pakaian, alat angkutan dan sebagainya," kata dia dalam Paparan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I di kantornya, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Advertisement
Penopang lain, sambung Suryamin, karena pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 3,58%. Hal ini, lanjutnya, terjadi karena pemerintah mencairkan anggaran di periode Januari-Maret ini untuk beberapa kegiatan yang sudah mulai lebih awal.
"Kegiatannya meliputi pembangunan infrastruktur dan perbaikan jalan dan jembatan. Ada pula penyaluran bantuan sosial, misalnya beras miskin, peningkatan belanja pegawai negeri sipil dan belanja barang," ucap dia.
Diakui Suryamin, kontribusi dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I ini sebesar 5,13%. Sedangkan pengeluaran ekspor dan impor menyumbang penurunan masing-masing sebesar 0,78% dan 0,66%.
"Memang neraca perdagangan di Maret 2014 surplus itu karena penurunan impor lebih cepat dibanding ekspor, sehingga ada surplus," terangnya.
Jika dilihat, pertumbuhan ekonomi kuartal I ini dibanding kuartal IV 2013 tercatat 0,95%. pertumbuhan tersebut disumbang dari konsumsi rumah tangga sebesar 0,70%, pengeluaran konsumsi pemerintah yang susut 44,17% karena tren penggunaan anggaran membesar di semester akhir, kontribusi PMTB minus 5,62% serta ekspor dan impor masing-masing turun 11,44% dan 12,93%.