Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan prediksi yang sama dengan Indonesia Petroleum Association (IPA) kalau Indonesia akan menjadi importir minyak terbesar se-Asia Pasifik.
"Indonesia jadi importir minyak terbesar? Itu sangat mungkin terjadi," tegas Wakil Ketua Bidang Perdagangan Internasional Kadin, Chris Kanter usai Diskusi Penguatan Kerja sama Uni Eropa dan Indonesia di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Predikat itu, kata dia, bisa melekat untuk Indonesia apabila pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak mampu menggenjot produksi (lifting) minyak untuk memenuhi ketahanan energi dalam negeri.
"Bisa terjadi kalau kita tidak membereskan kebijakan soal peningkatan produksi minyak, pembangunan kilang minyak lewat Kementerian ESDM," tegas Chris yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk.
Sebelumnya, Presiden IPA Luman Mahfoez mengatakan, produksi minyak dalam negeri saat ini belum sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, jalan keluar yang ditempuh adalah impor. Parahnya, impor minyak yang dilakukan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun karena memang terjadi peningkatan kebutuhan.
"Ini luar biasa, Indonesia pada 2025 menjadi negara paling dominan impor energi di Asia Pasifik. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan semakin besar karena produksi belum mencapi 840 ribu barel per hari," papar Lukman.
Pengusaha Sebut RI Berpotensi Jadi Importir Minyak Terbesar
Pembangunan kilang minyak tidak dibenahi serius maka mendorong Indonesia jadi importir minyak terbesar di Asia Pasifik.
Advertisement