Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) mengaku khawatir jika pemerintah mencabut subsidi untuk rumah murah.
Pasalnya, kata dia rumah murah sangat dibutuhkan menengah bawah terutama yang berasal dari daerah.
"Kita berharap tidak terjadi. Rumah tapak sangat dibutuhkan oleh masyarakat bawah terutama di daerah," kata Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy, Jakarta, Selasa (6/5/2014)
Kendati demikian, dia juga meminta pemberian subsidi rumah dibedakan dengan wilayah-wilayah di perkotaan.
"Itu tidak mungkin dipukul rata, karena Indonesia sangat luas. Kita memiliki 34 provinsi. Tentu persoalan setiap provinsi selalu berbeda," imbuhnya.
Lebih dari itu dia menilai pencabutan subsidi lebih cocok untuk wilayah-wilayah perkotaan dengan model bangunan vertikal seperti apartemen dan rumah susun.
Sementara ia menuturkan backlog perumahan untuk Indonesia diperkirakan sebanyak 15 juta per tahun.
Advertisement
Angka tersebut akan bertambah setiap tahunnya jika subsidi perumahan dicabut. "Kita tidak punya angka yang akurat, tapi sekitar 15 juta," jelas dia. (Adm/Nrm)