Sukses

Pergantian Direksi Kembali Digugat, Garuda Tepis Ada Intervensi

Isu intervensi internal dalam pergantian direksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali mencuat.

Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah beberapa waktu berselang, isu intervensi internal dalam pergantian direksi maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali mencuat.

Di mana sempat beredar isu jika penggantian Elisa Lumbantoruan sebagai Direktur Niaga Garuda Indonesia adalah karena adanya permintaan istri Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar yakni Sandrina Abubakar.

Kemudian atas permintaan istrinya, Emirsyah Satar merekomendasikan Erik Meijer kepada Menteri BUMN, Dahlan Iskan untuk menggantikan posisi Elisa.

Namun, kabar ini segera ditepis pihak Garuda Indonesia dan disebut hanyalah merupakan fitnah semata.

Ketika dikonfirmasi, Erik Meijer mengatakan bahwa dirinya sebelumnya tidak mengenal dan bahkan tidak pernah bertemu dengan Emirsyah Satar.

"Selama ini saya mengetahui Emirsyah Satar hanya melalui pemberitaan di media cetak dan elektronik," jelas dia dalam keterangannya, Selasa (6/5/2014).

Adapula bantahan dari sumber di kementerian BUMN yang mengetahui persis hal tersebut menegaskan penggantian direksi Garuda Indonesia dilakukan sepenuhnya murni atas inisiatif dan keputusan pemegang saham, karena pemegang saham ingin melihat Garuda lebih berkembang terutama dari aspek pemasaran dan penjualannya.
 
Layanan Garuda saat ini telah mengalami banyak peningkatan, namun kemampuan pemasaran perlu banyak ditingkatkan.

Kejadian penundaan penerbangan yang masif akibat gangguan sistem IT beberapa tahun yang lalu, juga menjadi salah satu catatan dan pelajaran.
 
Sebagai perusahaan terbuka, penggantian direksi di Garuda Indonesia dilakukan atas dasar kinerja, dan sepenuhnya merupakan hak dan keputusan pemegang saham.
 
Atas pilihan pemegang saham, sesuai ketentuan pemilihan direksi BUMN, selanjutnya Erik Meijer menjalani fit and proper test, evaluasi kerja, dan akhirnya diputuskan oleh pemegang saham menjadi Direktur Niaga Garuda Indonesia.
 
Sesuai informasi dari sumber tersebut, semuanya menjadi sangat jelas bahwa sebagai perusahaan publik, dan saat ini telah berhasil mencapai kemajuan-kemajuan; adalah tidak mungkin jika penggantian direksi Garuda dilakukan atas permintaan seorang istri. Terbukti bahwa isu tersebut adalah fitnah dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.