Liputan6.com, Jakarta Belanja iklan pada tahun pemilu mengalami peningkatan tajam. Peningkatan belanja iklan tersebut dilakukan oleh organisasi, partai politik dan pemerintahan.
Managing Director Nielsen Indonesia Irawati Pratignyo menjelaskan, terjadi peningkatan belanja iklan sebesar 89% pada kuartal I 2014 dibanding dengan kuartal I 2013, menjadi Rp 2,04 triliun.
Baca Juga
"Pertumbuhan belanja iklan partai politik dan pemerintah mencatatkan pertumbuhan tertinggi di semua jenis media," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Advertisement
Ia mencontohkan, terjadi peningkatan belanja iklan sebesar 226% pada televisi menjadi Rp 1,17 triliun, 57% pada surat kabar menjadi Rp 1,36 triliun, dan 46% pada majalah dan tabloid menjadi Rp 14,27 miliar.
Jika dibandingkan dengan kuartal I pada tahun pemilu sebelumnya atau lima tahun yang lalu, belanja iklan partai politik dan pemerintah tumbuh 92% dari Rp 1,065 triliun pada 2009 menjadi Rp 2,04 triliun pada 2014.
"Selama minggu-minggu kampanye, belanja iklan organisasi politik meningkat dua kali lipat yaitu sebesar Rp 888 miliar pada periode 16 Maret 2014 hingga 5 April 2014, jika dibandingkan dengan periode pra kampanye pada 23 Februari 2014 hingga 15 Maret 2014 yang sebesar Rp 490 miliar," lanjutnya.
Sementara itu, pada kategori partai politik dan pemerintahan, pada kuartal I 2014 Partai Golongan Karya (Golkar) menjadi partai dengan pengiklan terbesar, diikuti dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
"Porsi belanja iklan partai politik kembali dominan di televisi, yaitu sebesar 54%, sedangkan pada tahun pemilu 2009 lebih dominan di surat kabar dengan porsi 65%," jelasnya.
"Tampaknya tahun ini televisi kembali dipandang sebagai media paling efektif untuk menyampaikan pesan politik," tandasnya. (dny/gdn)