Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menilai penyusutan jumlah petani selama setahun sebanyak 280 ribu orang tak akan mengganggu produksi maupun ketahanan pangan nasional. Penurunan ini justru dianggap bagus seiring dengan defisit lahan pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, mengungkapkan, rasio jumlah petani Indonesia saat ini tak sebanding dengan luasan lahan pertanian yang kian menyempit.
"Kalau jumlah petani berkurang malah bagus, karena sekarang ini rasio antara petani dengan lahan hanya 500 meter persegi. Ini menjadi tidak ekonomis karena skala tak lagi memadai," paparnya di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Saat ini, kata Suswono, jumlah petani di Indonesia masih cukup banyak sekitar 32%. Sedangkan di negara maju porsinya tak lebih dari 4%.
"Faktanya kita ada defisit lahan 60 ribu hektare (ha) per tahun. Sekarang ada konversi di atas 100 ribu ha, dan kemampuan mencetak sawah baru cuma 60 ribu ha. Jadi perlu reformasi agraria di mana rasio petani dan lahan harus bertambah," jelasnya.
Meski basis petani lokal turun, Suswono memastikan tak akan mengancam ketahanan dan produksi pangan Indonesia.
"Tidak kok, yang penting bagaimana yang menurun diserap sektor industri, karena idealnya rasio ideal 2 ha per satu kepala keluarga (KK). Kalau sekarang kan masih 0,3 ha dan sampai kapanpun petani nggak akan sejahtera," tukas dia.
BPS mencatat adanya penurunan jumlah pekerja pada sektor pertanian. Pada periode Februari 2013 tercatat jumlah petani 41,11 juta orang menjadi 40,83 juta petani pada Februari 2014.
"Dalam setahun terakhir, jumlah penduduk bekerja meningkat, kecuali sektor pertanian yang turun sebanyak 280 ribu orang," kata Kepala BPS Suryamin.  (Fik/Ndw)
Petani RI Berkurang, Mentan Yakin Produksi Pangan Aman
Penyusutan jumlah petani di Indonesia selama setahun sebanyak 280 ribu orang
Advertisement