Sukses

Harga Jeruk Keprok di Jawa Timur Melonjak

Batu-Permintaan jeruk keprok 55 di Kota Batu, Jawa Timur, cukup tinggi meski saat ini belum masuk masa panen.

Liputan6.com, Batu - Permintaan jeruk keprok di Kota Batu, Jawa Timur, cukup tinggi meski saat ini belum masuk masa panen. Dampaknya, harga jeruk keprok melambung tinggi di tingkat petani.
 
“Sekarang belum masa panen, permintaan di pasar cukup tinggi. Harganya pun naik dalam beberapa waktu terakhir ini,” kata petani jeruk di Desa Punten Kota Batu, Jawa timur, Kirun Nurma Efendi, Kamis (8/5/2014).
 
Menurut dia, harga jeruk keprok di tingkat petani saat ini mencapai Rp 20 ribu - Rp 25 ribu per Kg. Padahal saat normal harganya hanya di kisaran Rp 12 ribu - Rp 15 ribu per Kg. Harga tersebut diperkirakan kembali normal pada Juli - November saat masuk masa panen.
 
“Nanti kalau sudah masuk masa panen, pasti harga jeruk kembali normal. Kalau sekarang ya tetap tinggi,” tutur Kirun.
 
Kenaikan harga jeruk ini pun menguntungkan para petani. Setidaknya bisa menutup biaya produksi untuk perawatan pohon jeruk.

Karena jika harga tidak naik, petani bisa jadi merugi. Biaya perawatan untuk satu pohon jeruk dibutuhkan biaya sebesar Rp 45 ribu - Rp 55 ribu. “Harga jeruk naik kita diuntungkan karena bisa menutup biaya produksi,” papar Kirun.
 
Terkait persaingan jeruk produk dalam negeri dengan jeruk impor, Kirun menyebut masing – masing memiliki pangsa pasar tersendiri. Jeruk lokal pun lebih dikenal karena memiliki kekhasan tersendiri yaitu rasanya yang lebih segar.
 
“Jeruk impor itu memang lebih manis tapi kurang segar. Kalau jeruk lokal rasanya jauh lebih segar,” tandas Kirun.
 
Jeruk keprok merupakan tanaman endemik Kota Batu. Hasil pertanian jeruk ini di pasarkan ke berbagai supermarket di berbagai wilayah di Jawa Timur. Produktivitas jeruk keprok di Kota Batu cukup tinggi, bahkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
 
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kota Batu, pada 2008 jumlah tanamannya sebanyak 182.890 pohon.

Dari jumlah itu, tanaman yang produktif sebanyak 140.113 pohon. Produktivitasnya secara keseluruhan mencapai 67.408 kwintal atau per pohon menghasilkan 48 kilogram (kg).
 
Data itu naik pada tahun lalu dengan jumlah pohon seluruhnya menjadi 358.418 pohon. Tanaman yang produktif sebanyak 324.418 pohon dengan produktivitasnya mencapai 149.035 kuintal atau satu pohon mampu menghasilkan 45,94 Kg.