Liputan6.com, Jakarta PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menargetkan pendapatan perusahaan tahun ini sebesar Rp 3,4 triliun, meningkat 41,67% dibandingkan tahun lalu yang tercatat Rp 2,4 triliun.
Direktur Utama Pelni Syahril Japarin mengatakan, target tersebut diharapkan mampu mengurangi kerugian yang dialami pada 2013. "Tahun ini kami harus surplus, karena tahun lalu kami rugi," ujarnya di Kantor Pusat Pelni, Jakarta Pusat, Senin (12/5/2014).
Baca Juga
Dia menjelaskan, kerugian yang dialami Pelni diantaranya disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Advertisement
"Tahun lalu pinjaman kami dalam mata uang asing sehingga kami rugi Rp 175 miliar, kerugian dari spare part Rp 10 miliar karena spare part dari Eropa, itu pakai Euro," lanjutnya.
Syahril mengungkapkan, penyumbang pendapatan perusahaan terbesar berasal dari penjualan tiket penumpang yaitu mencapai 70%, sedang sisanya sebesar 30% dari jasa cargo.
Namun target tersebut mendapat tantangan karena saat ini terjadi perpindahan penumpang Pelni ke angkutan udara berbiaya murah atau low cost carrier (LCC). "Penumpang yang pindah ke LCC itu cukup besar, sampai 50%," katanya.
Untungnya, adanya kenaikan tarif angkutan laut kelas ekonomi yang rata-rata sebesar 20% dianggap bisa membantu meningkatkan pendapatan perusahaan.
"Kenaikan akan membantu meningkatkan revenue kami 10% sampai akhir tahun. Makanya tinggal bagaimana memperbaiki kinerja kami," tandasnya. (dny/gdn)