Sukses

Wisnu Tjandra Hilang Bisa Ganggu Kinerja Jakarta International

Wisnu Tjandra yang juga menjabat sebagai direktur PT Jakarta International Hotels & Development Tbk hilang sejak 11 Mei 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu direksi PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD) Wisnu Tjandra yang hilang sejak 11 Mei 2014 dapat memberikan sentimen negatif untuk operasional perusahaan.

Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan,  posisi direktur utama dan direktur keuangan sangat penting di suatu perusahaan. Apabila salah satu direksi itu tidak ada dalam perusahaan dapat menganggu operasional perusahaan.

"Memang ada posisi krusial dan tidak di dalam perusahaan. Kalau direktur SDM tidak terlalu berpengaruh karena kinerja operasional tetap berjalan. Lain halnya dengan direktur utama dan direktur keuangan," ujar Reza, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/5/2014).

Wisnu Tjandra dikabarkan pernah menempati sejumlah posisi penting di grup Artha Graha. Sejak 1989, Wisnu Tjandra bergabung dengan grup Artha Graha. Pada 2004, dirinya mencapai jabatan Wakil Presiden Direktur Bank Artha Graha.

Kemudian sejak Juni 2012, Wisnu menjabat sebagai Direktur PT Jakarta International Hotels and Development Tbk, dan pernah menjabat sebagai Komisaris di PT Danayasa Arthatama Tbk.

Saat ini pihak keluarga dan manajemen grup Artha Graha terus berupaya untuk mencari Wisnu Tjandra. Semua pihak pun mengharapkan keberadaan Wisnu Tjandra dapat segera diketahui dan ditemukan dalam keadaan baik.

Reza menambahkan, hilangnya direktur PT Jakarta International Hotels and Development Tbk merupakan berita negatif. Hal itu dapat berpengaruh terhadap pergerakan harga saham PT Jakarta International Hotels and Development Tbk.

Akan tetapi, harga saham JIHD naik tipis sekitar 0,68% ke level Rp 1.470 per saham. Nilai transaksi sekitar Rp 5,5 juta dengan frekuensi perdagangan saham 12 kali.

"Berita negatif itu sepertinya tidak terlalu terpengaruh," kata Reza.

Perseroan mencatatkan pendapatan usaha naik 21,56% menjadi Rp 328,38 miliar hingga kuartal I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 270,13 miliar.  Akan tetapi, perseroan mencatatkan rugi bersih sekitar Rp 66,46 miliar pada kuartal I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 3,5 miliar. (Ahm/)