Sukses

Jurus Para Menteri Stabilkan Harga Bahan Pangan Jelang Puasa

Pemerintah bakal menggelar operasi pasar sebelum pelaksanaan puasa dan memonitor harga.

Liputan6.com, Jakarta - Bulan puasa tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan telah dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi guna menjaga stabilisasi harga kebutuhan pokok yang kerap melonjak memasuki ramadhan.

Chairul Tanjung alias CT mengaku, sampai saat ini harga pangan relatif stabil. Perkiraan inflasi pun masih akan di level rendah pada Mei 2014.

"Itu laporan dari Menteri Perdagangan, tapi kami akan mengadakan koordinasi stabilitas harga pangan pada Senin pekan depan," ujar Chairul di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, seperti ditulis Selasa (20/5/2014).

CT meminta kepada menteri terkait untuk segera melaksanakan operasi pasar tanpa perlu menunggu kenaikan harga yang kerap terjadi menjelang puasa.

"Sekitar 40 hari lagi kan puasa, nah dalam 10 hari ke depan kami sudah mulai ada operasi pasar untuk antisipasi. Jadi stabilitas harga sudah terjaga di awal," jelasnya.

Dia menyebut, ada 14 komoditas bahan pangan yang harganya selalu berfluktuasi saat puasa dan Lebaran. Sebut saja daging sapi, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.

"Kami akan monitor secara detail karena jangan sampai pas ramadhan terjadi lonjakan harga yang luar biasa. Kalau mendekati Lebaran selalu saja ada kenaikan dan kami mengerti petani juga mau dapat penghasilan. Tapi jangan terlalu berlebihan karena nanti konsumen yang dirugikan," terang CT.

Terpisah, Mendag Lutfi mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan semua dinas perdagangan di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi terkait stabilisasi harga jelang puasa dan lebaran.

"Kita juga akan memanggil asosiasi-asosiasi ritel untuk memastikan persiapan menghadapi momen tersebut. Karena harga di pasar saat ini baik," tambahnya.

Salah satu menjaga harga dan terkendalinya inflasi, lanjut dia, dengan cara impor. Namun impor bakal dilakukan apabila terjadi kekurangan suplai dalam negeri. (Fik/Ahm)

Video Terkini