Liputan6.com, Jakarta - Indonesia meraup US$ 1.25 miliar atau setara Rp 14,3 triliun (kurs: Rp 11.475 per US$) dari ekspor produk makanan dan minuman sepanjang kuartal I 2014. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,12 miliar.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan industri makanan dan minuman saat ini menduduki posisi strategis dalam penyediaan produk siap saji yang aman, bergizi dan bermutu.
"industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional," ujarnya dalam sambutan di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Dia menjelaskan, saat ini pertumbuhan industri non-migas sebagai besar ditopang oleh pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau, di mana pada kuartal I 2014 sebesar 9,47% atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sebesar 1,75%.
Di samping itu, realisasi investasi sektor industri makanan pada kuartal I 2014 mencapai Rp 14,17 triliun. Investasi itu terdiri dari US$ 777,9 juta untuk penanaman modal asing (PMA) dan Rp 4,83 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Pameran Industri Makanan Minuman
Advertisement
Kementerian Perindustrian menggelar Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Plasa Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta Selatan. Pameran ini diselanggarakan mulai 20 Mei-23 Mei 2014.
Pameran ini diikuti sebanyak 61 perusahaan dibawah binaan Direktorat Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan serta Direktorat Industri Minuman dan Tembakau.
"Terselenggaranya pameran ini diharapkan menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha dibidang makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merk serta memberikan dampak positif dalam pengembangan industri makanan dan minuman di Indonesia," tandas Hidayat. (Fik/Ndw)