Liputan6.com, Tokyo Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) memutuskan untuk tetap mempertahankan kebijakan moneternya agar target inflasi bisa tercapai. Selain itu, Rapat Dewan Gubernur BOJ juga mengumumkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BOJ akan menaikkan pajak penjualan sehingga tidak perlu lagi mempertahankan pemberian stimulus moneter yang selama ini diberikan.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/5/2014), Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengharapkan dengan mempertahankan kebijakan moneter tersebut maka target inflasi di level 2% sepanjang tahun ini bisa tercapai.Â
BOJ juga mengharapkan dengan kebijakan yang diambil tersebut dapat semakin memperkuat nilai tukar yen terhadap mata uang lainnya yang sempat menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
MenurutKuroda, kebijakan pelonggaran dana stimulus yang dilakukannya telah mencapai di level yang diharapkan. Selain itu, kebijakan moneter yang telah dijalankan saat ini mampu untuk menghapus kemungkinan deflasi.
Tapi Kuroda juga mengingatkan kepada pelaku pasar bahwa kebijakan Bank Sentral Jepang bisa berubah sewaktu-waktu tergantung risiko yang menghadang, mengingat sampai saat ini pelemahan ekspor masih berlanjut.
Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) tercatat melambat sebagai pertanda bahwa negara tersebut masih rentan mengalami penurunan permintaan.
"BOJ menilai kenaikan belanja modal yang berkelanjutan terjadi karena banyak perusahaan menghadapi keterbatasan kapasitas," ujar Ekonom Senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, Hiroshi Miyazaki.
Dia menjelaskan, terakhir kali permintaan tenaga kerja dan kapasitas produksi meningkat setinggi ini terjadi sekitar 2008 dan inflasi melompat ke atas level 2%. Hal ini akan menguatkan keyakinan bahwa BOJ dapat mencapai target perekonomiannya.
Seperti yang yang telah diprediksi sebelumnya, BOJ tetap menerapkan kerangka kebijakan moneter yang diberlakukan sejak April. BOJ berjanji akan meningkatkan aset domestik hingga 60-70 triliun yen per tahun melalui pembelian aset agresif.
"Belanja modal telah meningkat cukup baik menyusul peningkatan laba perusahaan. Ini lebih meyakinkan daripada bulan lalu dan menunjukkan adanya tanda-tanda pertumbuhan ekonomi," ungkap Miyazaki. (Sis/Gdn)