Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, harga produk pangan pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini diperkirakan akan mengalami lonjakan. Kenaikan harga tersebut diperkirakan berkisar antara 5%-10%.
"Memang akan terjadi kenaikan antara 5%-10%. Tetapi kita pantau sebulan sebelumnya, kita sudah pantau semuanya," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di usai Rakor di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (26/5/2014).
Menurutnya, dari 14 item produk pangan utama, biasanya yang mengalami lonjakan harga hanya sebanyak 7 item, seperti beras, gula, daging ayam, sapi, susu, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging sapi, cabai, bawang dan lain-lain.
Lutfi menjelaskan saat ini harga sejumlah bahan pangan pun tengah dalam tren positif seperti beras premium yang sebesar Rp 8.800 ribu beras per kg dan daging sapi turun 1,4% menjadi Rp 98 ribu dibanding bulan lalu.
"Ini trennya menurun dan suplainya membaik mendekati H-30 sebelum lebaran dan juga H-1 lebaran.
Begitu juga dengan harga cabai yang saat ini sudah kembali normal dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp 90 ribu untuk cabai rawit merah.
Baca Juga
"Rawit merah ini turun sampai 50% dibanding bulan lalu, merah keriting 11% dan rawit hijau 14%. Rawit merah sekarang turun tajam dibawah Rp 29 ribu (harga referensi). Mudah-mudahan pada masa lebaran harga-harga ini bisa terjaga," katanya.
Sementara itu, ada juga bahan pangan yang sengaja dinaikan pada saat ini seperti daging ayam, telur ayam, dan bawang merah. Hal ini dilakukan untuk melindungi keuntungan para peternak dan menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga yang tinggi jelang lebaran nanti.
"Ada beberapa yang sengaja dinaikan seperti daging ayam naik 8,25% menjadi Rp 29 ribu dan telur ayam naik 6,59% menjadi Rp 19.500 ribu per kg. Bawang merah juga naik menjadi Rp 19.300 dan sengaja tidak ditahan pedagang untuk menjaga kestabilan harga saat panen, naik sekitar 3,6%," paparnya.
Lutfi juga meminta masyarakat untuk memaklumi kenaikan harga bahan pangan tersebut. Menurutnya kenaikan ini bisa dianggap sebagai keuntungan lebih bagi petani dan pedagang saat hari raya.
"Secara garis besar, stok pangan pada saat ini lebih baik dibanding cadangan stok tahun lalu dan distribusinya dijaga dengan baik. Kalau ada kenaikan 5%-10% itu wajar, supaya petani mendapatkan tunjangan hari raya," tandasnya. (Dny/Nrm)
Advertisement