Liputan6.com, Jakarta - Penjualan logam mulia di Butik Emas cabang Gedung Aneka Tambang, Jakarta, sepi pembeli. Setiap harinya, emas yang terjual di cabang tersebut hanya 1,5 kilogram (kg).
Pantauan Liputan6.com, di Butik Emas Logam Mulia Cabang Gedung Aneka Tambang (Antam) Jalan TB Simatupang, Rabu (28/5/2014), hanya ada seorang pembeli emas yang sedang melakukan transaksi.
Kursi-kursi berwarna hijau yang berjajar di depan butik emas yang sengaja disediakan pembeli emas yang menunggu nomor antrean pun tak ada yang menduduki.
Seorang petugas keamanan butik yang juga berugas membagikan nomor antrean mengakui, butik emas cabang tersebut memang selalu sepi pembeli.
"Kalau di sini sepi. Yang ramai di Pulogadung," kata seorang pria berbadan tegap tersebut.
Untuk membeli logam mulia di Butik Emas, calon pembeli mengambil nomor antrean di depan butik. Setiap konsumen akan dipanggil berdasarkan nomor antrean.
Petugas tersebut melakukan registrasi terlebih dahulu, dengan meminta kartu identitas calon pembeli untuk mendata identitas emas yang dibeli.
Setelah itu, petugas tersebut akan menanyakan besaran emas yang akan dibeli dan pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai atau kartu debet beberapa bank.
Setelah melakukan pembayaran, pembeli diberikan tanda transaksi, (struk), kemudian mengantre di loket yang sudah disediakan untuk mengambil emas fisik sesuai dengan kesepakatan pembelian.
Saat dikonfirmasi, Marketing Manajer Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, Bambang Wijanarko menuturkan, rata-rata penjualan perhari logam mulia di butik tersebut mencapai 1,5 kg, sedangkan penjualan emas yang paling diminati di cabang tersebut adalah emas pecahan 10 gram dan 25 gram.
"Rata-rata Butik Logam Mulia Gedung Antam menjual 1,5 kg emas per hari," kata pria yang akrab disapa Koko, saat berbincang dengan Liputan6.com. (Pew/Ndw)