Liputan6.com, Jakarta - Waktu pembangunan infrastruktur kelistrikan membutuhkan waktu lama. Padahal pembangunan infrastruktur lama dapat mempengaruhi kebutuhan listrik Indonesia ke depan.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Nur Pamudji mengatakan,pembangunan proyek kelistrikan membutuhkan persiapan seperti pembangunan pembangkit listrik yang membutuhkan proses panjang.
Dengan persiapan baik diharapkan pembangunan pembangkit listrik dapat selesai tepat waktu. Ia menilai, pembangunan pembangkit listrik tidak seperti Sangkuriang membangun gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat.
Advertisement
"Membangun pembangkit tidak seperti Bandung Bondo Woso bangun candi, sangkuriang bangun Tangkuban perahu. PLTU batu bars pembangunan konstruksi empat tahun, belum perizinan dua tahun sehingga total enam sampai tujuh tahun (baru bisa beroperasi),"Â kata Nur Pamudji, di Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Pamudji menambahkan, cepat atau lambatnya pembangunan infrastruktur kelistrikan akan berdampak bagi pemenuhan kebutuhan listrik. Indonesia sudah dihantui krisis listrik akibat keterlambatan pembanguan infrastruktur.
"Kalau ada kemerosotan dalam proses itu bisa ditebak mengalami krisis," tutur Pamudji.
Hal ini terkait dengan krisis listrik yang sudah menghantui pulau Jawa 2018 nanti. Menurut Nur, krisis listrik pulau Jawa disebabkan oleh keterlambatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah yang sampai saat ini belum dilakukan.
"PLTU batang bekerja empat tahun 2016 harus selesai, tapi ternyata sekarang 2014Â tidak. membebaskan tanah saja belum bisa,"Â kata Pamudji. (Pew/Ahm)