Sukses

Pemerintah Masih Putar Otak Buat Tekan Konsumsi BBM Subsidi

Tahun ini kuota BBM bersubsidi yang tertera dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebanyak 48 juta Kilo liter (Kl).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kukuh untuk terus mencari cara menekan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi meski kuota BBM tahun ini diperkirakan mencukupi.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, tahun ini kuota BBM bersubsidi yang tertera dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebanyak 48 juta Kilo liter (Kl). Sampai kuartal pertama 2014, konsumsi yang terserap mencapai 15 juta Kl.

"Sampai April, kami sudah hitung kemarin, kita sudah habis 15 juta," kata Jero seperti dikutip Kamis (29/5/2014).

Dia mengatakan, jika dihitung dengan berkaca pada konsumsi tersebut, maka kuota BBM sampai akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 45 juta Kl.

"Kalau kita ekstrapolasi, empat bulan itu 15 juta. Kalo dihitung sampai akhir tahun kan dikali tiga. Berarti 15 dikali tiga kan 45 (juta Kl), padahal jatah kita kan 48 juta Kl," papar dia.

Meski dihitung akan ada sisa kuota dan pemerintah berkeinginan terus menguranginya namun pemerintah tetap memperhitungkan momen-momen yang membuat konsumsi BBM naik, seperti masa Lebaran.

"Ada niat itu (kurangi kuota) tapi saya hitung juga. Nanti ada libur Idul Fitri, akan banyak itu BBM. Kemudian ada libur Natal dan Tahun Baru, kemudian ada Kampanye Presiden. Pilpres banyak juga lho menghabiskan BBM," ungkapnya.

Karena itu, pemerintah saat ini sedang memutar otak untuk mencari jurus menekan konsumsi BBM bersubsidi. Salah satunya mengkaji rencana penghapusan penjualan BBM bersubsidi saat hari libur.

"Kita juga bikin usaha-usaha. Bisa nggak kalau misalnya libur sabtu minggu itu di satu kota, misalnya Jakarta, tidak ada dijual BBM bersubsidi?. Ini kan baru dikaji. Belum jadi kebijakan. Baru dikaji, dibahas karena urusan-urusan yang menyangkut rakyat banyak nggak bisa hanya di atas kertas. Harus dicoba dulu. Nanti rakyat kita nggak
ngerti, terus ribut di pom bensin," pungkas dia. (Pew/Nrm)

Video Terkini