Sukses

Impor Melonjak Gara-gara Ponsel Bakal Kena Pajak Mewah

BPS mencatat adanya kenaikan impor April 2014 sebesar 11,93% menjadi US$ 16,26 miliar dibanding bulan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menduga kenaikan impor April 2014 sebesar 11,93% menjadi US$ 16,26 miliar terhadap Maret 2014 disebabkan karena peningkatan impor barang-barang mekanik seperti ponsel, laptop, dan tablet

Sementara total impor pada Januari-April ini mengalami penurunan 4,23% menjadi US$ 59,49 miliar dan impor non migas menyusut 4,64% menjadi US$ 44,79 miliar. Share terbesar dari mesin dan peralatan mekanik US$ 5,58 miliar serta mesin dan peralatan listrik US$ 6,08 miliar. 
 
"Impor yang cukup melonjak yakni impor alat komunikasi, laptop dan tablet. Mungkin ini karena rencana pemerintah untuk mengenakan ponsel dengan pajak barang mewah," kata Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (2/6/2014). 
 
Dia memperkirakan, peningkatan impor ini tidak terlepas dari permintaan barang-barang modal seperti laptop, tab, dan alat komunikasi. Ini merupakan bagian dari barang modal untuk kebutuhan investasi dan bisa menggerakkan kegiatan ekonomi. Sebab salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi adalah barang modal dan industri. 
 
"Saya menduga rencana pemberlakukan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) khususnya alat komunikasi membuat impor meningkat. Jadi banyak yang beli dulu sekarang sebelum ada PPnBM," tutur dia tanpa menyebut data kenaikan impor ponsel, laptop dan tablet
 
Lebih jauh Suryamin mengungkapkan, impor non migas terbesar berasal dari Tiongkok senilai US$ 10,01 miliar, Jepang US$ 5,86 miliar dan Singapura US$ 3,43 miliar. 
 
Dari datanya, Tiongkok membukukan peningkatan impor mesin dan peralatan listrik ke Indonesia 8,4% pada April ini terhadap Maret 2014. Impor mesin dan pesawat mekanik mengalami kenaikan 23,55%. 
 
Adapula impor besi dan baja 37,02%, barang-barang dari dari besi dan barang-barang dari baja 46,96%, bahan kimia organik 30,50%. "Tiongkok adalah negara pengimpor (ponsel) besar dengan kenaikan cukup tajam," ucapnya. 
 
Sementara impor dari Jepang, tambah Suryamin, berupa mesin-mesin dan pesawat mekanik naik 27,57% naik, kendaraan dan bagian-bagiannya 9,56%, besi dan baja 13,21%, mesin dan peralatan listrik naik 13,31%, kendaraan bermotor dan komponennya 13,28%. 
 
"Sedangkan dari Singapura, impor besar terdiri dari mesin dan peralatan listrik serta peralatan mekanik," tandasnya. (Fik/Ndw)