Liputan6.com, Jakarta - Kementerian perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia meminta PT Suzuki Indomobil Motor untuk memproduksi mobil murah yang bisa digunakan sebagai angkutan pedesaan. Hal tersebut dilakukan Kemenperin karena selama ini program mobil murah dinilai hanya jalan di tempat.
Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan bahwa dia memilih Suzuki untuk membantu pemerintah untuk mengembangkan program ini karena produsen kendaraan asal Jepang tersebut memiliki pengalaman memproduksi angkutan murah pedesaan di India.
"Dia sudah puluhan tahun memproduksi mobil murah di India. Saya tadi diskusi dengan presiden direkturnya yang baru. Dia tinggal puluhan tahun di India dan Pakistan untuk merintis mobil murah untuk pedesaan. Jadi dia punya pengalaman," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (2/6/2014).
Faktor lain yang menyebabkan dirinya meminta produsen otomotif besar untuk merealisasikan program karena produsen dalam negeri tidak juga mulai produksi secara massal kendaraan jenis tersebut.
"Karena dulu diserahkan ke perusahaan BUMN dan tidak jalan. Nanti saya joinkan dengan (produsen) lokal," lanjutnya.
Hidayat menyatakan saat ini telah meminta Suzuki untuk melakukan studi terkait program ini. Dia juga memastikan bahwa pemerintah akan mendukung hal tersebut.
"Saya suruh bikin studi dulu, siapa tahu dalam waktu singkat ini akan tercapai kesepakatan. Nanti saya carikan local partner-nya, pemerintah akan ikut membiayain di awal," katanya.
Dengan pembicaraan ini, lanjut Hidayat, dirinya berharap pada tahun depan ketika pemerintahan telah berganti, program kendaraan murah untuk angkutan pedesaan tersebut tetap berjalan. Karena dirinya yakin bahwa pemerintah mendatang juga akan mendukung realisasi dari program ini.
"Saya inginnya ini sudah bisa di-launching atau mulai diproduksi tahun depan, di bawah pemerintahan yang baru. Sebab pemerintahan baru nanti, siapapun itu, pasti menginginkan program ini jalan, untuk memfasilitasi mobil angkutan pedesaan," tuturnya.
Meski dibuat oleh produsen otomotif besar, namun Hidayat meminta agar komponen yang digunakan berasal dari dalam negeri sehingga harganya bisa tetap terjangkau.
"Harganya harus murah sekali. Jadi di tingkat pedesaan bisa digunakan mobil pedesaan itu. local content-nya kami minta di atas 50%. Teknologinya lebih kurang seperti Low Cost Green Car (LCGC) tetapi tentu bukan mobil angkutan penumpang tetapi untuk produk pertanian," tandasnya. (Dny/Gdn)
MS Hidayat Rayu Suzuki Bikin Mobil Murah untuk Angkutan Pedesaan
MS Hidayat berharap pada tahun depan program kendaraan murah untuk angkutan pedesaan tetap berjalan.
Advertisement