Sukses

Bos GE, Handry Satriago Ubah Keterbatasan untuk Raih Sukses

"Sukses adalah apa yang kamu rasakan. Kuncinya memang profesional dan integritas, punya ide cemerlang dan beraksi," ujar Handry.

Liputan6.com, Jakarta - Dari kejauhan nampak seorang pemuda duduk di kursi roda. Matanya tak lepas mengamati para peserta Kultum Supermentor 2 hingga akhirnya dia dipanggil menuju panggung untuk berbagi kisah menarik.

Ternyata pria itu adalah CEO General Electric (GE) Indonesia, Handry Satriago. Pemuda setengah lumpuh namun bermental baja karena dia merupakan CEO termuda dalam sejarah perjalanan GE Global.

GE Company adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa yang bermarkas di Amerika Serikat. Perusahaan tertua dan terbesar di dunia yang didirikan oleh Thomas Alfa Edison.  

Meski memiliki keterbatasan, namun Handry secara lugas memulai diskusi dengan bercerita soal teman dekatnya asal India yang berhasil menggemparkan NASA karena sukses menerbangkan pesawat ulang alik.

"Saat acara peluncuran pesawat ulang alik yang dihadiri Presiden setempat, tiba-tiba ada kejadian menarik. Pesawat tak mampu terbang karena macet. Akhirnya teman saya si jenius dengan percaya diri langsung menawarkan bantuan. Setelah proses memiringkan pesawat beberapa kali, akhirnya ulang alik itu meluncur," tutur dia bercerita di Jakarta, seperti ditulis Selasa (3/6/2014).       

Usut punya usut, Handry bilang, sang teman mampu melakukan hal tersebut karena terinspirasi oleh kendaraan motor, bajaj yang banyak terdapat di negeri Mahatma Gandhi itu. "Sangat sederhana, kan motor dan bajaj biar bisa jalan harus digoyang-goyang," ucapnya sambil menirukan logat India teman.

Dari kisah itu, kata pria kelahiran Pekanbaru, 13 Juni 1969, kesuksesan dapat dikejar dengan cara sederhana. Namun mempunyai dampak besar bagi diri sendiri dan orang lain.

"Nggak ada resep khusus supaya bisa sukses. Sukses itu susah didefinisikan, tapi sukses adalah apa yang kamu rasakan. Kuncinya memang profesional dan integritas, punya ide-ide cemerlang dan beraksi," ucapnya.

Dia mengaku, butuh waktu 13 tahun untuk bisa mengejar mimpi hingga membawa dirinya di posisi saat ini. Menahkodai perusahaan yang memproduksi mesin pesawat jet, listrik, otomotif dan sebagainya.

"Saat ditawari jadi CEO GE Indonesia, usia saya 41 tahun. Ketika itu, saya takut dan tidak percaya diri, tapi akhirnya saya memutuskan untuk siap berperang dan menerima tawaran tersebut sehingga saya merupakan CEO termuda di perusahaan GE global," papar Alumnus Universitas Indonesia itu.

Namun ketika harus mengupas pengalaman hidup Handry, terselip rasa takut luar biasa akibat kelumpuhannya. Handri telah menghabiskan waktunya di kursi roda selama 20 tahun. Dia menderita penyakit kanker yang membuat kakinya setengah lumpuh di usia 17 tahun.

Kisah ini dia tuangkan dalam tiga carik kertas yang dibacakan di hadapan ribuan peserta Kultum Supermentor. Handri mengungkapkan, keterbatasan menjadi ketakutan terbesar bagi dirinya untuk maju ke depan, termasuk saat tawaran jabatan dari Manajer Pengembangan Bisnis GE Indonesia menjadi CEO.  

Namun tak ingin terus menerus meratapi keterbatasan, akhirnya dia mulai menerima kenyataan. Dari sinilah, Handry mulai menyusun strategi dan berani bermimpi besar sehingga meruntuhkan segala ketakukan dan kekhawatiran yang berkecamuk di hati.

"Saya coba hilangkan ketakutan itu ketika sekolah, pacaran, menghadapi kemoterapi, melamar calon istri dan saat menjadi CEO GE Indonesia. Kini saya selalu siap menjadi pemimpin," tutup Handry. (Fik/Ahm)

Video Terkini