Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, selama ini pemerintah dan rakyat Indonesia terlalu terbuai dengan kekayaan sumber daya minyak yang dimiliki. Sayangnya, kekayaan tersebut telah tipis saat ini.
Menteri ESDM, Jero Wacik mengakui, produksi minyak Indonesia memang sempat mengalami masa kejayaan, yaitu mencapai 1,6 juta barel per hari. Sedangkan konsumsi minyak dalam negeri saat itu hanya sebesar 800 ribu barel per hari. Oleh karena itu, Indonesia termasuk dalam anggota negara ekportir minyak dunia.
"Indonesia dulu terninabobokan oleh kekayaan minyak, dulu anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) karena punya produksi 1,6 juta barel per hari. Saat itu Pak Subroto yang menjabat sebagai Menteri Pertambangan," kata Jero Wacik, saat meluncurkan program gerakan sadar energi, di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (2/6/2014).
Namun saat ini kondisi tersebut berubah, Indonesia tidak lagi memiliki minyak berlimpah. Bahkan Indonesia menjadi negara importir minyak. Karena itu pemeirntah dan penduduk Indonesia harus merubah perilaku konsumsi energi.
Selain minyak, Indonesia harus mencari sumber energi lain untuk memenuhi kebutuhan energi seperti batubara, gas dan energi terbarukan.
"Sekarang cari gas, batubara kemudian energi terbarukan, kita beruntung diberikan sumber energi segala macam ada. Kita bersama gali itu untuk keberlangsungan bangsa. Geothermal 127 gunung api, di bawah Indonesia banyak sekali magma, 35 ribu megawatt," pungkasnya. (Pew/Gdn)
Tak Masuk OPEC Lagi, Indonesia Harus Ubah Perilaku
Indonesia harus mencari sumber energi selain minyak untuk memenuhi kebutuhan energi seperti batubara, gas dan energi terbarukan.
Advertisement